Rabu, 30 April 2014

MANTAN PACARKU TERSAYANG


Aku adalah seorang ibu rumah tangga berusia kurang lebih 30 tahun. Pernikahan kami telah berjalan kurang lebih 7 tahun dan mempunyai seorang anak yang sudah sekolah di playgroup. Suamiku adalah seorang pekerja di perusahaan swasta, karena kesibukan pekerjaannya dia biasa pergi pagi dan pulang malam. Walau begitu hubungan kami berjalan dengan baik.

Kami biasa terbuka dalam berbagai hal, termasuk masalah sex. Sayangnya karena pekerjaannya, staminanya di ranjang kurang bisa memuaskan keinginanku. Aku inginnya berhubungan sex tiap hari, sementara suamiku paling sanggup tiga hari sekali. Itupun setelah ejakulasi, dia tidak sanggup untuk menambah ronde. Satu hal yang dia suka bilang adalah keinginannya untuk melihatku berhubungan sex dengan laki-laki lain. Dan bahkan dia bilang kalau dia enggak perlu melihat langsung, asal setiap aku sudah berhubungan sex dengan laki-laki lain aku harus menceritakan detailnya dan dilakukan dengan sepengetahuan suamiku. Syarat lainnya adalah, bahwa aku menyukai laki-laki tsb, ganteng dan yang penting aku bisa menikmati hubungan sex-ku dengan laki-laki tersebut.

Perlu aku ceritakan, bahwa sebelum menikah dengan suamiku sekarang ini, aku hanya pernah mempunyai pacar sekali. Itupun kami hanya sebatas berpacaran, jangankan berhubungan sex, bahkan berciuman pun belum pernah. Meskipun pernah pacarku dulu itu memintaku untuk menciumku namun dengan halus aku menolaknya. Jadi bagiku suamiku adalah laki-laki pertama yang berhubungan sex denganku. Awalnya keinginan suamiku ini cuma sekedar 'pillow-talk' atau fantasi ketika kami melakukan pemanasan sebelum melakukan hubungan sex dengan suamiku. Sampai pada suatu hari.

Awalnya suatu pagi, seperti biasa setelah suamiku pergi ke kantor sekaligus mengantarku anakku pergi ke playgroup, aku pergi mandi. Karena biasanya pagi hari sebelum suami dan anakku pergi, aku menyelesaikan pekerjaan rutin rumah tangga dan menyiapkan sarapan. Ketika baru saja aku selesai mandi, dan masih mengenakan kimono handuk, tiba-tiba bel berbunyi. Dalam keadaan tubuh telanjang dan hanya ditutupi kimono, aku pergi untuk membuka pintu. Betapa kagetnya aku, ketika ternyata yang datang adalah Pram, mantan pacarku dulu.

Dalam keadaan gugup, bercampur senang aku tidak mampu berkata kecuali mempersilakan dia masuk dan lalu mengunci pintu. Aku bahkan lupa kalau aku cuma pake kimono. Tampangnya masih seperti dulu, kecuali bahwa kini dia tampak sedikit lebih gemuk dan lebih dewasa. Meski aku akui bahwa aku sangat menyayangi suamiku, kadang-kadang aku masih suka merindukan mantan pacarku ini. Dalam keadaan masih gugup, tiba-tiba Pram menggenggam tanganku dan bertanya tentang kabarku, aku hanya bisa menjawab lirih. Namun aku tidak bisa menyembunyikan binar mataku, melepas rinduku padanya. Tiba-tiba dia mendaratkan ciumannya ke pipiku dengan lembut, dia bilang dia sangat merindukanku. Sambil kemudian tangannya memelukku, dia bilang kalau dia tunggu dari pagi diatas mobilnya, dan begitu tahu kalau suamiku sudah pergi dia lalu pergi memencet bel rumahku.

Dalam pelukannya yang makin erat dia bilang, aku ingin menciummu. Sesuatu yang dari dulu ingin dia lakukan namun belum terlaksana. Dalam keadaan seperti itu aku hanya bisa memejamkan mataku dan bersiap menerima ciumannya. Lalu kurasakan bibir Pram dengan kumis tipisnya mulai menyentuh bibirku, dan aku lalu menyambut ciumannya dengan membuka mulutku. Masih dalam keadaan mata terpejam lidah Pram mulai menjelajahi mulutku dan aku membalasnya dengan penuh gairah kerinduan. Lalu perlahan kurasakan tangannya yang tadi mendekapku mulai mengelus bagian pantatku dari luar kimono.

Awalnya cuma remasan ringan namun kemudian dia mulai meremas dengan penuh berahi. Mendapat perlakuan demikian, nafasku makin tersengal dan ciumanku makin hot. Lalu tangan Pram mulai menelusup ke balik kimonoku dan meremas pantatku dengan mesranya. Aku makin terhanyut, dan sangat menikmati permainannya ketika akhirnya bibirnya mulai menjelajahi leherku lalu kemudian turun ke arah payudaraku. Perlahan tangan Pram mulai membuka kimonoku sampai akhirnya kimonoku terjatuh di lantai dan aku kini telanjang bulat. Ya, baru pertama kalinya kini tubuh telanjangku disaksikan oleh laki-laki lain selain suamiku. Namun birahiku sudah makin meninggi, sehingga tanganku pun mulai membuka kemeja Pram dan kuusap dadanya dan kadang kuelus puting Pram. Bibir Pram kini mulai mengisap payudaraku bergantian dan jari tangannya mulai memainkan vaginaku.

Aku kini sudah benar-benar enggak tahan dan meminta dia untuk memasukkan penisnya ke vaginaku yang kini sudah sangat basah. Lalu dia menggendong tubuh telanjangku ke kamar tidur, dimana aku biasa tidur dengan suamiku. Setelah meletakanku di ranjang Pram lalu membuka celananya sehingga kini dia pun telanjang. Aku agak sedikit kaget, ternya ukuran penis Pram lebih besar dari ukuran suamiku. Meskipun badannya lebih kecil dari suamiku. Pram lalu menghampiriku mencium bibirku lagi dan perlahan mencium seluruh badanku sampai akhirnya bibirnya mulai menyentuh vaginaku.

Betapa lembutnya, lidahnya mulai menjilati klitorisku dan terkadang dimasukannya ke lubang vaginaku. Vaginaku makin basah, tanganku pun mulai meraih penisnya, yang ternyata benar benar lebih besar dari milik suamiku. Sampai aku tidak tahan lagi dan memohon Pram untuk segera memasukkan penisnya ke vaginaku. Setelah membasahi kepala penisnya, Pram mulai mengarahkan penisnya ke arah vaginaku yang kini benar benar menginginkan untuk dimasuki penisnya yang besar itu. Agak susah awalnya, namun secara perlahan dan lembut penisnya kini masuk seluruhnya di vaginaku. Tak dapat kugambarkan betapa kini aku sangat terhanyut, vaginaku terasa penuh oleh penisnya dan gairah yang didorong kerinduanku. Sehingga tak lama aku merasakan orgasmeku makin dekat dan aku meminta Pram untuk menggerakkan penisnya dengan cepat. Sampai kemudian aku benar benar mencapai puncak dan memeluknya dengan erat. Melepaskan segala rindu dan hasrat.

Setelah orgasmeku mulai menurun Pram masih memelukku dengan erat, lalu mulai menggerakkan penisnya lagi dengan perlahan. Kira-kira lima belas menit berlalu namun ternyata Pram masih belum ejakulasi. Padahal biasanya suamiku paling tahan sekitar lima menitan. Lalu kemudian Pram membalikkan badanku, sehingga kini aku yang di atas dan dia di bawah. Aku lalu mengambil inisiatif dengan setengah berjongkok dan menggerakkan pantatku merasakan penisnya keluar masuk di vaginaku. Aku hampir mencapai orgasmeku yang kedua ketika tiba-tiba Pram bilang kalau dia hampir ejakulasi, dia lalu tanya apakah dia harus ejakulasi di luar, aku bilang di dalam saja karena toh aku sudah pasang KB. Lalu kemudian dia benar benar berejakulasi. Kurasakan spermanya menyemprot dengan keras. Sampai 5 kali dia menyemprotkan spermanya yang hangat di vaginaku lalu akhirnya diapun terkulai lemas. Aku hanya bisa memeluknya, merasakan kehangatan spermanya dan menikmati sisa sisa kekerasan penisnya yang mulai mengecil di vaginaku.

Tiba tiba aku dengar pintu garasi terbuka. Lalu cepat kusambar kimonoku. Aku pikir pasti suamiku yang datang, karena biasanya dia masuk melalui pintu garasi. Ternyata benar, suamiku yang datang. Dalam keadaan rambut acak-acakan dan sperma Pram yang menetes sampai ke pahaku, aku tanya kenapa dia pulang. Rupanya dia ketinggalan agenda kerjanya dan bermaksud mengambil kedalam. Tapi aku larang, dia bilang kenapa, lalu aku ceritakan singkat kalau di dalam ada Pram. Terus dia tanya kenapa rambutku acak-acakan, dipikirnya aku belum mandi.

Tadinya aku takut untuk berterus terang sampai kemudian dia bilang apakah aku baru making love sama Pram. Aku jawab ya, ternyata mendengar itu, suamiku jadi sangat terangsang. Lalu dia bilang boleh dia lihat. Lalu kubuka kimonoku, tampak vaginaku yang memerah dan sperma Pram yang masih menetes dari vaginaku. Lalu tanpa banyak bicara suamiku jongkok di hadapanku yang masih berdiri dan mulai menjilati cairan sperma yang menetes di pahaku, lalu jilatannya mulai beralih ke vaginaku dan menjilati sperma Pram sampai bersih. Setelah itu dia memintaku menungging, lalu suamiku menurunkan celananya sampai di mata kaki dan mulai memasukkan penisnya ke vaginaku yang masih dipenuhi sisa sperma Pram.

Vaginaku kini terasa longgar, karena baru dimasuki penis yang lebih besar dan masih penuh sisa sperma, namun tampaknya suamiku sudah sangat bernafsu, mungkin karena fantasinya kini jadi nyata. Sehingga tak lama dia pun langsung berejakulasi, menyebabkan vaginaku kini terisi oleh sperma dari dua laki-laki yang berbeda. Lalu dia kembali mengancingkan celananya, dan bilang untuk ambilkan agendanya. Lalu dia bilang kalau dia lagi buru-buru karena mau ada rapat di kantornya. Setelah suamiku pergi, aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan vaginaku. Ketika aku kembali ke kamar, Pram bertanya siapa yang datang, lalu kujawab tadi orang yang minta iuran bulanan RT. Lalu aku hampiri Pram, lalu kukulum penisnya yang masih kecil. Perlahan penisnya mulai menegang kembali dan kamipun kembali making love sampai aku mengalami dua kali orgasme dan dia menumpahkan kembali spermanya di vaginaku.

Baik Pram maupun aku sangat terkesan dengan apa yang baru kami lakukan. Menjadi sangat istimewa karena baru saat inilah aku merasakan memekku dimasuki kontol selain milik suamiku dan sekaligus orang yang mengisinya adalah seseorang yang pernah punya kesan khusus di hatiku. Dengan berat hati aku bilang kalau sekarang dia harus pergi karena aku harus menjemput anakku. Sebelum pergi, Pram meninggalkan nomor handphone dan memintaku untuk menghubunginya setiap saat aku membutuhkannya. Aku kemudian mengantarnya sampai ke pintu depan dan dia meninggalkanku dengan ciuman lembut di pipi.

Malamnya ketika suamiku pulang, dan anakku sudah tidur suamiku minta aku menceritakan tentang apa yang aku lakukan dengan Pram tadi siang. Sambil berbaring berdua aku mulai bercerita. Sambil seksama mendengarkan tangannya menelusup ke balik rokku dan langsung menuju ke memekku (aku tidak pakai celana dalam). Lalu di bilang, wah memeknya masih bengkak nih. Lalu jarinya mulai mengusap itilku. Sambil terus bercerita aku usap puting susu suamiku sehingga suamiku makin terangsang mendengar ceritaku. Dia jadi tidak sabar dan membuka celananya lalu memasukkan kontolnya ke memekku.

Aku baru mulai menikmati gerakan kontolnya di memekku ketika tiba-tiba suamiku bilang kalau dia sudah mau ejakulasi. Aku bilang tahan dulu karena aku masih belum mau orgasme, namun apa daya suamiku tak mampu menahan dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya di dalam memekku. Tak lama kontolnya mulai layu dan kemudian dia tertidur kecapean. Aku kini dalam posisi "menggantung" karena aku belum orgasme. Kemudian kucoba untuk melanjutkan dengan jalan memainkan jariku di memekku. Entah mengapa meskipun suamiku ada di sisiku, saat bermastrubasi yang justru aku bayangkan seolah-olah Pram yang kini sedang menyetubuhiku. Sambil membayangkan kejadian tadi siang aku terus memainkan memekku sampai kemudian aku orgasme. Namun kuakui rasanya tidak sehebat dengan apa yang aku rasakan tadi siang.

Besoknya perasaan menggantung itu masih ada. Dan seperti rutinitas biasa, setelah suami dan anakku pergi, aku kembali sendiri di rumah. Tiba-tiba keinginan untuk mengulangi apa yang kulakukan kemarin dengan Pram muncul dengan kuat. Aku hubungi nomor HP-nya dan menanyakan apakah ia bisa datang sekarang. Sayangnya dia bilang tidak bisa, karena ada yang harus dia kerjakan pagi ini. Lalu aku tanya gimana kalau malam. Dia balik tanya bagaimana dengan suamiku. Aku bilang kalau suamiku sebernarnya tahu apa yang kita lakukan kemarin dan dia menyetujuinya. Jadi aku pikir malam ini pun tidak apa-apa kalau dia datang. Tapi dia jawab dia masih merasa sungkan untuk ketemu dengan suamiku.

Akhirnya aku usulkan gimana kalau kita keluar sekalian makan malam, tapi aku mau bilang suamiku dulu. Dia bilang setuju karena malam ini dia punya banyak waktu. Katanya hari ini adalah hari terakhir dia berada di kotaku untuk pekerjaannya sebelum besok di kembali ke kotanya. Aku kemudian menelepon suamiku dan menceritakan rencanaku, suamiku bilang oke. Aku begitu bersemangat dan ingin mempersiapkan sesuatunya dengan baik. Aku lalu pergi ke kamar mandi, mencukur bulu memekku dan memakai lulur wangi sehingga nanti malam Pram benar-benar terkesan dengan penampilanku.

Malam hari jam delapan suamiku pulang. Anakku sudah tertidur setengah jam yang lalu karena siangnya dia bermain sehingga tidak tidur siang. Suamiku mendapatiku sudah berdandan rapi dan wangi. Dia kemudian ajak aku makan malam, namun aku bilang kalau aku mau makan malam diluar dengan Pram. Akhirnya dia makan malam sendiri. Aku lalu telepon Pram untuk datang menjemputku. Sebelum Pram datang suamiku memeluk dan menciumku, tangannya lalu merambah memekku, dia merasakan memekku yang licin karena pagi tadi baru dicukur. Sambil tersenyum dia bilang, wah persiapannya hebat sekali, katanya lagi dia jamin Pram pasti tidak akan merasa cukup menyetubuhiku cuma sekali. Sebelum aku pergi dengan Pram suamiku penasaran ingin menjilat memekku yang licin, lalu dia menyingkapkan rokku, membuka celana dalamku dan mulai menjilati memekku. Aku sedang menikmati jilatan lidahnya di memekku ketika kudengar suara klakson di depan. Kulihat melalui jendela, ternyata Pram yang datang. Lantas aku pamit sama suamiku, suamiku bilang celana dalamnya enggak usah dipake toh aku tidak akan membutuhkannya. Aku cuma tersipu mendengar ucapannya.

Aku keluar dan langsung menuju Pram yang masih dimobilnya. Sampai di dalam mobil Pram menyambutku dengan ciuman kecil di pipiku. Lalu dia tanya sekarang mau kemana. Aku cuma bilang terserah dia. Lantas Pram mengarahkan mobilnya ke sebuah restoran. Turun dari mobil, Pram memeluk pinggangku sambil berjalan menuju restoran, serasa masa berpacaran kami dulu. Makan malam berlangsung dengan romantis, diselilngi dengan saling bercerita tentang masa kami berpacaran dulu. Dia bilang dia sangat berbahagia karena kini telah merasakan apa yang dulu sangat ingin rasakan namun belum pernah terlaksana. Dia menambahkan kalau sampai sekarang dia masih belum menikah. Dia bilang meskipun kini dia sudah punya tunangan, dia masih sering mengingatku dan karenanya benar-benar menikmati kebersamaan ini.

Selesai makan malam, Pram mengarahkan mobilnya ke luar kota. Menjelang di luar kota, di daerah yang sejuk kami lalu berbelok memasuki sebuah motel. Sebuah motel yang cukup luas dan asri. Mobil langsung menuju garasi yang terletak persis di bawah kamar motel. Seorang pelayan membukakan pintu garasi dan langsung menyodorkan formulir check-in. Setelah menandatangani formulir serta membayar tagihan awal, si pelayan kemudian menutup pintu garasi. Pram lalu mengajakku menaiki tangga menuju kamar motel di atas.

Kamar motel itu cukup luas, ada sebuah ranjang ukuran kingbed, seperangkat sofa dan TV set, serta kamar mandi yang dilengkapi bathtub. Pram rupanya sudah tidak sabar lagi, tanpa berkata dia langsung menarikku dan mencium bibirku dengan penuh gairah. Kusambut ciumannya dengan penuh gairah pula. Sambil menciumku tangan Pram dengan semangatnya meremas susuku. Aku kemudian membuka celana yang dia kenakan dan tak sabar aku dorong Pram ke arah ranjang. Dalam keadaan Pram yang terlentang kumasukkan kontol Pram ke mulutku dan mulai mengulumnya dengan semangat. Kumainkan kontolnya yang besar itu keluar masuk mulutku. Pram hanya bisa memejamkan matanya menikmati hisapanku. Tak lama Pram bilang kalau dia ingin menjilati memekku. Pram lantas mencopot seluruh pakaianku dan pakaiannya sendiri, sampai kami berdua kini telanjang bulat. Lalu dia kembali berbaring dan memintaku meletakkan pantatku di atas mukanya.

Maka dengan posisi 69 aku kembali mengulum kontol Pram sementara dia menjilat memek dan itilku. Kira kira setengah jam kami dalam posisi itu ketika kurasakan orgasmeku telah mendekat, sampai kemudian aku mencapai orgasme. Dengan mulut masih mengisap kontol Pram, kutekankan memekku dengan kuat ke muka Pram. Dia sendiri dengan kuat mengisap itilku sampai aku benar benar melayang. Beberapa saat setelah orgasmeku memudar, Pram lalu membaringkanku di ranjang, mulutnya kini mengisap puting susuku bergantian. Setelah puas mengisap dan mengulum susuku, kemudian dia naik ke atasku dan mengarahkan kontolnya di memekku. Dengan lembut dia mengusapkan kepala kontolnya di memekku. Memekku kini sudah sangat basah dan menginginkan kontolnya untuk segera dimasukkan ke memekku. Perlahan Pram menekan kontolnya ke lubang memekku. Meski memekku sudah basah, Pram agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya. Dengan jariku, kubuka bibir memekku lebar-lebar, sampai kemudian seluruh kontolnya masuk di memekku. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk memekku.

Setelah kira-kira 10 menit Pram mengentotku, tiba tiba aku merasakan kalau aku ingin pipis. Aku bilang kalau aku mau pipis dulu, Pram mencabut kontolnya dan lalu menuntunku ke kamar mandi. Di kamar mandi, Pram minta aku kencing sambil berdiri, lalu mulutnya kembali menjilati memekku. Dorongan untuk pipis sudah sangat mendesak dan aku sudah tidak tahan lagi. Dan air kencingku kini menyembur dengan deras. Tapi Pram malah terus menjilati memekku sehingga air kencingku mengenai wajahnya bertubi-tubi. Setelah selesai, Pram menyalakan shower dan mengajakku mandi bareng. Tangannya membalurkan sabun ke seluruh tubuhku, dan ketika giliranku menyabuninya ketika sampai di bagian kontolnya kukocok kontolnya sampai sambil tertawa dia bilang "sudah nanti aku keburu nyampe di luar". Sambil terus bercanda Pram bilang sini aku sabuni bagian dalam memekku. Aku bilang gimana caranya? Lalu dia memintaku sedikit menungging, sambil masih berdiri dan kontolnya penuh sabun, dia lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Dia bilang begini caranya menyabuni bagian dalam memekmu.

Lantas, dia mengisi bathtub lalu mengajak untuk meneruskan permainan cinta kami di bathtub. Pram lalu berbaring dan minta aku memasukkan kontolnya dengan posisiku di atas. Aku menggerakkan pantatku naik turun sampai air di bathtub bergelombang karena gerakan kami. Setelah kurang lebih setengah jam Pram lalu memintaku menungging di bathtub dan memasukkan kontolnya dari belakang. Dengan gerakan yang makin lama makin cepat aku kemudian mencapai orgasmeku yang kedua yang tak lama kemudian Pram pun mencapai ejakulasi. Pram menyemprotkan spermanya yang hangat di memekku.

Setelah mengeringkan badan, lalu kami berdua pergi ke ranjang dan sambil saling berpelukan kami tertidur bagaikan sepasang pengantin baru. Ketika terbangun kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Pram lalu kubangunkan karena aku harus pulang. Namun dia bilang dia masih mau menyetubuhiku sekali lagi sebelum pulang. Lalu dengan romantis Pram kembali mencumbuku untuk kemudian memasukkan kontolnya kembali di memekku. Akhirnya kami berdua mencapai orgasme, aku sengaja tidak membersihkan memekku karena aku tahu suamiku suka melihat memekku masih basah oleh sperma laki-laki lain yang baru bersetubuh denganku.

Kami sampai di rumah pukul setengah lima. Dan Pram meninggalkanku di pintu depan. Dia bilang dia akan mengusahakan untuk datang ke kotaku sesering mungkin. Ketika aku masuk kudapati suamiku masih lelap tertidur. Perlahan aku naik ke ranjang dan kudekatkan memekku di muka suamiku. Dari memekku, sperma Pram menetes keluar membasahi wajah suamiku, suamiku terbangun dan tersenyum melihatku. Lalu tanpa banyak omong dia langsung menjilati memekku yang sangat basah oleh sperma Pram. Setelah bersih, aku lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Sambil bercinta, suamiku minta aku menceritakan kejadian tadi malam. Suamiku bilang gimana kalau kapan-kapan ajak Pram untuk bermain bertiga. Aku bilang nanti aku coba hubungi dia. Akhirnya suamiku pun kembali mencapai ejakulasinya dan menambah sperma di dalam memekku dengan miliknya, tercampur dengan sperma Pram.

Atas permintaan suamiku aku menghubungi Pram melalui telepon, mengundangnya untuk datang ke rumah kami. Awalnya Pram agak segan untuk bertemu suamiku, namun aku berusaha meyakinkan bahwa suamiku sudah mengetahui semua yang kita lakukan dan dia malah menyetujuinya. Kutambahkan bahwa dengan demikian maka kesempatan kita untuk bertemu semakin besar karena bisa dilakukan kapan saja jika waktu dan kesempatan memungkinkan. Akhirnya Pram setuju dan akan meneleponku terlebih dahulu sebelum datang.

Selang beberapa minggu kemudian barulah aku menerima telepon dari Pram mengabarkan bahwa dia akan datang pada akhir minggu ini, bertepatan dengan long weekend (hari libur nasional yang berdempetan dengan hari minggu). Saat itu juga aku langsung menelepon suamiku yang masih di kantor tentang rencana Pram yang akan datang berkunjung. Suamiku lantas mengusulkan bagaimana jika kita sekalian berlibur keluar kota bersama, mumpung long weekend. Aku bilang aku sih setuju saja, asalkan Pram juga setuju. Suamiku bilang kalau dia akan booking kamar dari sekarang, soalnya kalau tidak, susah dapat hotel di saat long weekend.

Akhirnya, hari Sabtu yang ditunggu tiba. Pram datang sekitar jam 11 siang. Saat itu anakku masih di sekolahnya dan baru akan pulang sekitar jam 12-an, sementara suamiku masih di kantor. Aku langsung menyambut Pram dengan pelukan kangen dan Pram balas memelukku, lalu lantas mencium bibirku. Namun meskipun hasratku begitu menggebu untuk segera making love dengan Pram, aku harus menahan diri karena sebentar lagi anakku segera datang. Pram lalu kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya selepas perjalanan jauh dari kotanya.

Aku sendiri kemudian menyiapkan makan siang untuk Pram dan keluargaku. Sekitar jam 12 anakku sampai di rumah. Aku lalu perkenalkan Pram sebagai teman ayahnya. Pram cepat akrab dengan anakku. Setengah jam kemudian suamiku datang dari kantor dan aku langsung mengajaknya ketemu Pram. Sebenarnya suamiku sempat mengenal Pram, itu dulu ketika aku masih pacaran sama Pram aku sebenarnya sudah mengenal suamiku sekarang ini, tapi saat itu hanya sebatas teman. Dan dalam satu kesempatan aku sempat mengenalkan Pram sebagai pacarku kepada suamiku. Tapi saat itu mereka hanya saling bertegur sapa dan tidak berkenalan lebih jauh.

Suamiku lantas menyapa Pram, yang kelihatan agak canggung. Namun kemudian aku mengajak mereka untuk bersama makan siang. Di meja makan suamiku aktif memulai pembicaraan, namun umumnya yang dibahas sekitar masalah bisnis dan politik secara umum. Setelah makan selesai, terlihat kekakuan sudah mulai mencair. Sementara aku membereskan meja makan, mereka berdua lalu melanjutkan obrolan mereka sambil merokok di beranda rumah. Kelihatannya mereka berdua sudah mulai akrab, kerena sesekali tawa lepas mereka terdengar. Belakangan aku tahu bahwa mereka membicarakan aku, tentang betapa hot-nya aku di ranjang.

Selepas pukul tujuh malam setelah kami selesai berkemas, kami berempat (termasuk anakku) dengan menggunakan sebuah mobil kijang pergi menuju ke sebuah tempat di luar kota, ke hotel yang telah kami book sebelumnya. Sengaja kami memilih waktu agak malam untuk menghindari macet yang biasanya terjadi di sore hari. Suamiku yang menyetir mobil, dan Pram di kursi depan. Aku dan anakku duduk di jok tengah. Setelah satu jam perjalanan anakku mulai tertidur mungkin karena siangnya dia tidak tidur maka dengan cepat ia terlelap.

Sementara itu obrolan diantara kami sudah mulai terhenti, mungkin karena kehabisan topik. Suamiku dengan penuh konsentrasi mengemudikan kendaraannya, dan Pram menatap lurus ke arah depan. Sementara itu aku mulai merasakan memekku gatal, karena menahan hasrat dari siang. Aku lalu berinisiatif mengulurkan tanganku ke depan dan memeluk Pram dari belakang. Pram awalnya merasa enggak enak dan melihat ke arah suamiku, seolah minta persetujuan. Suamiku tersenyum dan memberikan isyarat bahwa dia setuju. Pram lalu sedikit merebahkan kursinya dan aku lantas mencium bibirnya dari arah belakang. Dengan kepala tersandar aku mulai melumat bibir Pram dan dibalas Pram dengan mengulum lidahku.

Kedua tanganku menelusup ke balik kemeja Pram dan mulai mengusap kedua putingnya. Sementara itu Pram lantas melingkarkan kedua tangannya kebelakang dan meremas pantatku dengan erat. Tak lama tangan Pram menelusup ke balik rok dan mengelus pahaku dengan lembut. Perlahan tangannya bergerak semakin ke atas, kurasakan jari-jarinya menyibakkan tepian celana dalamku dan mulai menyentuh bibir memekku. Jarinya lalu memainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang memekku yang sudah basah. Tanpa melepaskan ciuman, Pram terus memainkan jari-jarinya di memekku sampai satu saat aku merasakan kalau orgasmeku tak terbendung lagi. Sambil menahan suaraku, aku melumat bibir Pram sekeras mungkin dan mendekapkan kedua pahaku seolah tangannya jangan sampai terlepas dari memekku. Dan ketika orgasmeku mulai pudar nafasku sungguh tak beraturan. Ketika aku melirik ke arah suamiku, dia hanya tersenyum.

Beberapa saat kemudian masih dari arah belakang, aku membuka ikat pinggang Pram dan menelesupkan tanganku ke balik celananya. Kurasakan kontol Pram yang memang lebih besar dari punya suamiku menegang dengan keras sekali. Lalu dengan sedikit berjongkok dari arah belakang aku lalu mendekatkan bibirku ke arah kontol Pram. Aku lantas mulai mengulum kontol Pram. Sementara itu suamiku hanya bisa menyaksikan dari sudut matanya, karena ia harus mencurahkan konsentrasinya ke jalan. Setelah beberapa lama mengulum kontolnya dan menggerakannya keluar masuk mulutku, Pram berbisik kalau dia udah mau nyampe alias ejakulasi.

Aku lalu mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk bibirku, lalu tak lama Pram mulai melenguh dan memuncratkan sperma-nya yang hangat di mulutku. Saking banyaknya, sebagian dari sperma Pram menetes membasahi pinggiran bibirku. Aku kemudian menelan sperma Pram. Suamiku tersenyum kepada kami berdua dan hanya bisa bilang wow. Aku lalu mencium bibir suamiku (dengan sisa-sisa sperma Pram yang masih menempel di bibirku) sambil berbisik aku bilang terima kasih.

Tak lama kami tiba di hotel tujuan kami. Rupanya suamiku memesan dua kamar yang dilengkapi connecting door, bersebelahan untuk memudahkan akses dari satu kamar ke yang lainnya. Sementara suamiku membereskan administrasi hotel aku dengan menggendong anakku yang masih tertidur naik ke lantai 3 bareng dengan Pram. Lalu aku masuk ke kamarku dan Pram ke kamar sebelahnya. Setelah menidurkan anakku di ranjang dan membereskan barang bawaan kami, aku lalu pergi ke kamar mandi dan mulai mengisi bathtub. Kemudian sambil berendam aku memainkan memekku. Meskipun di mobil aku sempat orgasme, rasanya memekku masih ingin merasakan dimasuki kontol.

Tak lama suamiku mengetok pintu kamar dan dengan hanya melilitkan handuk, aku membuka pintu. Rupanya suamiku sudah tidak tahan menyaksikan adegan yang tadi aku lakukan di mobil dengan Pram. Maka dengan bernafsu ia langsung mencium bibirku dan membuka bajunya. Lalu kami pergi ke bathtub. Suamiku berbaring di bathtub dan aku langsung menaiki badannya. Baik aku dan suamiku sudah sama-sama terangsang, sehingga tanpa pemanasan aku langsung memasukkan kontol suamiku ke memekku. Namun hanya beberapa goyangan pantatku suamiku langsung memuntahkan spermanya di dalam memekku. Aku sendiri merasakan orgasmeku makin jauh. Namun aku bisa memahami kondisi suamiku. Suamiku kemudian terkulai lemas di bathtub dan setelah membersihkan memekku aku bilang kalau aku mau ke kamar sebelah. Suamiku hanya menggangguk setuju.

Setelah mengeringkan badanku dengan handuk, aku kemudian memakai celana dalam tipis berenda berbentuk kupu-kupu yang memperlihatkan memekku secara berbayang, setelah itu aku mengenakan baju tidur satinku yang juga tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhku tanpa bra. Kemudian melalui connecting door aku masuk ke kamar Pram. Kulihat Pram dengan hanya menggenakan celana pendek tanpa baju sedang berbaring di ranjang menonton televisi. Aku kemudian berdiri di depan televisi, menghalangi pandangan Pram ke televisi.

Pram tersenyum dengan mata yang tak berkedip menatap seluruh liku tubuhku. Dengan masih dalam posisi berdiri, aku pejamkan mataku dan mulai mengusap payudaraku dari luar pakaianku. Lalu tanganku bergerak keseluruh tubuhku, menelusuri halusnya kain satin yang aku kenakan. Perlahan tanganku mulai menyentuh memekku yang masih terbungkus pakaian. Lalu kemudian kurasakan tangan Pram memeluk tubuhku. Ketika kubuka mataku, kulihat Pram sudah duduk dipinggir ranjang dan mulai meremas kedua bongkahan pantatku. Lalu kemudian Pram menyenderkan kepalanya ke arah perutku. Perlahan tangannya bergerak ke atas dan membuka dasterku. Akhirnya dasterku terlepas meluncur ke bawah dan aku kini hanya mengenakan celana dalam kupu-kupuku.

Kedua tangan Pram kini meremas kedua payudaraku sementara mulutnya mencium perut dan pusarku. Sungguh sangat membuatku makin terangsang. Lalu Pram mulai mengulum puting payudaraku dan mengisapnya bergantian. Setelah beberapa lama dan memekku sudah terasa sangat basah, Pram lalu menurunkan ciumannya dari payudaraku, perlahan bergerak ke bawah, kearah perutku lalu ke arah selangkanganku dan menjilat bagian pinggir celana dalamku. Masih dalam posisi berdiri aku merasasemakin tidak tahan dan mulai meremas rambut Pram dengan gemas. Pram lalu menarik tubuhku, menelentangkanku di atas ranjang. Lalu kemudian perlahan dia membuka celana dalamku dan mulai menjilat klitoris dan memekku.

Kali ini aku tidak menahan suaraku lagi seperti waktu di mobil, dan tanparagu-ragu mulai mengeluarkan erangan seiring dengan kenikmatan yang makin kurasakan. Dan ketika kurasakan orgasmeku hampir mendekat aku tarik Pram sambil minta untuk memasukkan kontolnya sekarang juga. Lalu Pram membuka celananya dan lalu naik ke atas ranjang. Kini kontolnya yang besar sudah tegak mengacung, aku sungguh tak tahan untuk tidak mengulumnya walau sebentar. Setelah itu Pram mulai mengarahkan kontolnya ke memekku dan menggesekkan bibir luar memekku, dan dengan satu gerakan keras Pram langsung membenamkan seluruh kontolnya ke dalam memekku.

Karena memekku sudah sangat basah dan baru saja dimasuki kontol suamiku maka seketika kontol Pram langsung masuk. Sungguh suatu kenikmatan yang tak terhingga. Lalu dengan keras dan cepat Pram memompa menggerakkan kontolnya keluar masuk memekku. Dalam kenikmatan yang makin memuncak aku terus berkata, ayo Pram gerakin yang cepet, aku udah mau nyampe... Akhirnya orgasmeku tiba dan kulingkarkan kakiku ke pinggang Pram dan menguncinya dengan erat. Pram mengimbanginya dengan membenamkan kontolnya sedalam mungkin ke memekku. Lalu aku terkulai lemas dan mulai menata nafasku.

Pram ternyata belum sampai. Pram lalu mencabut kontolnya dari memekku dan memintaku berbaring telungkup. Aku lalu telungkup sambill memeluk bantal di kepalaku. Lalu Pram mencium rambutku, kemudian turun ke arah punggungku. Lidahnya bergerak menjilati punggungku yang basah oleh keringat. Lalu ketika tiba di kedua bongkahan pantatku, Pram dengan lembut menggigit dan mengisap buah pantatku dan meninggalkan bekas merah setelahnya. Lalu kemudian lidahnya turun ke sela pantatku, dan mulai menjilat anusku. Sesekali memasukkan ujung lidahnya ke dalam lubang anusku. Lalu kemudian menjilat garis memekku dari arah anus sampai klitorisku. Demikian berulang naik turun sampai kemudian gairahku menggebu lagu. Pram lalu memintaku menungging dan perlahan memasukkan kontolnya dari belakang.

Terus terang ini adalah gaya favoritku karena gesekan kontol bisa lebih terasa sampai menyentuh mulut rahimku. Biasanya suamiku tidak bisa tahan lama dengan gaya ini. Namun Pram sungguh lain, sebab sudah lebih setengah jam dia masih kuat menahan ejakulasinya. Sampai akhirnya dia bilang kalau dia udah mau sampai. Aku bilang ayo Pram gerakin yang cepet, dan minta supaya ejakulasi di dalam memekku. Aku sendiri tidak khawatir hamil karena aku ikut KB. Lalu Pram kemudian menggerakkan kontolnya makin cepat dan kemudian kurasakan semprotan spermanya yang hangat di memekku. Aku sendiri kemudian mencapai orgasmeku yang kedua pada saat yang hampir berbarengan. Setelah itu dengan mendekapku dari belakang dan dalam keadaan telanjang kami berdua tertidur.

Pagi hari antara sadar dan tidak kurasakan sesuatu yang geli di memekku, ketika kulihat ternyata Pram sedang menjilati memekku. Sekilas kulihat jam di meja sudah menunjukkan jam setengah lima pagi. Sambil tersenyum aku kembali memejamkan mataku dan mulai menikmati jilatan lidah Pram di memekku. Tanganku meremas kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan di memekku. Lantas Pram bergerak ke atasku, melumat bibirku dan mulai memasukkan kontolnya kembali. Kali ini kami menikmati persetubuhan dengan pelan dan dengan bibir yang terus saling berciuman, suasana terasa lebih romantis. Justru karena suasana itu baik Pram maupun aku tak bisa menahan orgasme terlalu lama, sehingga kemudian Pram kembali menumpahkan spermanya di dalam memekku.

Setelah itu aku tak mau anakku terbangun dan mendapati ibunya tidur di kamar lain. Jadi aku cepat-cepat memakai dasterku tanpa mengenakan celana dalam aku kembali ke kamarku dan suamiku. Bunyi pintu rupanya membangunkan suamiku, ketika dia melihatku datang dia memberi isyarat untuk mendekat kepadanya. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung menyibakan dasterku dan memintaku untuk duduk di atas wajahnya yang terlentang di kasur. Lalu kemudian dia mulai menjilati memekku yang masih basah oleh sperma Pram. Dengan bernafsu dia menjilati cairan memekku yang telah bercampur dengan sperma Pram yang menetes keluar dari memekku.

Setelah puas suamiku mengajakku ke kamar mandi dan memintaku menungging di wastafel. Lalu dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku dan tak lama ikut mengisi memekku dengan spermanya tercampur dengan sperma Pram. Setelah suamiku kembali ke kasur, aku kemudian membersihkan memekku lalu menyusul suamiku di ranjang.

TAMAT

Selasa, 29 April 2014

SEKRETARIS SEKRETARIS HAUS SEX

“Iya… masuk.” Terdengar ketukan diluar pintu ruangan saya.
“Maaf pak. Apakah bapak mau memulai untuk menyeleksi calon sekretaris.”
“Hmmm… suruh masuk.” Perintah Irwan tanpa menoleh kepada bawahannya.
Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan di pintu ruangan tersebut.
“Masuk…”
“Siang pak…”
“Hmmm… silahkan perkenalkan siapa kamu.” Sahut Irwan tanpa terlalu memperdulikan kehadiran calon pelamar tersebut di hadapannya yang masih berdiri. Saat itu Irwan memang sedang asik membaca berita berita fresh news di Forum kecintaannya di Bluefame.com.
“Tolong sebutkan nama kamu… umur kamu… sekarang kamu tinggal dimana… dan apa pendidikan terakhir kamu serta dari universitas mana.” Tanya kembali Irwan yang tak memperdulikan wanita yang kini duduk di depan mejanya.

“Nama saya Sarah Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Sarah dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.

Saat itu sarah mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada pakainannya. Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi wanita seperti Sarah. Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Sarah memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata sepunggung, kulit putih bersih. Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan. Memang selama ini Sarah sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sepintas Irwan tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum Bluefame.com.

Tatapannya bagaikan menelanjang Sarah, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Sarah saat itu.

“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Sarah setelah menyadari tatapan Irwan yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Irwan yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.

“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Sarah dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Irwan yang terus menatapnya.

“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”

“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”

Perlahan Sarah berjalan mendekati tempat Irwan, dengan menampilkan paras muka nakalnya Sarah membuka retsleting celana Irwan dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Irwan dengan jari jari lentiknya. Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.

Dengan lidah nakalnya Sarah memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Irwan dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam mulutnya. Dengan lahap Sarah menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Irwan.

Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Sarah dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Irwan pun turun mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot itu.

Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Irwan melepaskan genggaman buah dada Sarah yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Sarah sebagai sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Sarah tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.

Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Irwan kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.
Kemudian Sarah melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Irwan mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk berkerja di perusahaan ini.

Sarah duduk di atas meja kerja Irwan dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Irwan yang menampilkan celana dalam putih dengan model renda.

Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Irwan yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.

Tak ingin berlama lama memandangnya. Irwan langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Sarah dan melahap harumnya liang kemaluan Sarah yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Sarah juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang Jawa.

Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Irwan.

“Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Sarah mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.
Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Irwan yang sedang menikmati.
“Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Sarah saat Irwan memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Irwan tanpa memperdulikan bahwa Irwan adalah atasannya saat itu.

Jilatan demi jilatan menjelajahi vag|na Sarah, hingga tak sanggup lagi Sarah menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.
Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Irwan kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.

Beberapa menit kemudian Sarah mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Irwan yang sedang terbenam menjilati bongkahan vag|na Sarah. Akhirnya Sarah mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Sarah masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.

Masih dengan posisi Sarah duduk di atas mejanya. Irwan membuka seluruh celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.

Menyadari hal itu Sarah menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.

Irwan mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vag|na Sarah yang telah basah bercampur liur Irwan dan mani Sarah yang tadi keluar.

Perlahan Irwan menekan kepala kemaluannya ke dalam vag|na Sarah yang menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat Irwan. vag|na yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas liangnya. Semakin membuat gemas Irwan yang memandangnya. Dengan dibantu Sarah yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan Irwan untuk segera menerobos masuk.

“Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Sarah ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Sarah yang mengigit bibir sensualnya.

“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.
Sarah hanya mengangguk kecil kepada Irwan yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.

Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Irwan, Sarah menahan dorongan Irwan yang terus berusaha.

Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vag|na Sarah perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Irwan tak langsung menariknya kembali. Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vag|na sempit Sarah yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vag|na Sarah terhadap batang kemaluannya.

Sensasi wajah Sarah yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Irwan semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Sarah.
Pelan pelan Irwan menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vag|na Sarah dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Sarah merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Irwan kepada liang kewanitaannya.

“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Sarah meminta agar Irwan semakin cepat memompa vaginanya.

Setiap tekanan yang dilakukan Irwan terhadap vag|na Sarah, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.

Merasa vag|na Sarah telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Irwan pun semakin genjar keluar masuk kedalam vag|na Sarah.

Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Sarah telah keluar sebanyak 4 kali.

“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Sarah semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.
“Paaaakkk… Sarah tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”

Mendengar seruhan Sarah yang sedikit lagi mencapai puncaknya, maka Irwan pun tak ingin lebih lama lagi. Kali ini Irwan ingin mengakhiri dengan bersama sama.

“Tahan sebentar Sarah… kita sama sama keluarinnya. Jangan dikeluarin dulu… tahan.” Perintah Irwan yang semakin genjar memompa vag|na sarah yang tak memperdulikan perih yang dirasakan Sarah pada bibir vaginanya yang semakin memerah itu.

Akhirnya….
“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Irwan yang bersamaan dengan erangan sarah pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.

Anita ( 20 tahun )
Seusai persenggamahan mereka. Sarah bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Irwan atasan barunya. Tak lupa Sarah mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Irwan didalam liang kewanitaannya.

Sepulang kerja Irwan menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Sarah pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.

Setibanya Sarah dan Irwan didepan rumahnya. Sarah dikejutkan dengan hal yang membuat Sarah untuk meninggalkan Irwan sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Anita. Kepergian Sarah yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.

Dan Sarah tak sungkan meminta pertolongan Irwan untuk menunggunya di rumahnya bersama Anita adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Sarah telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.

Dengan spontan Irwan menawarkan Sarah untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Irwan pun tak sia sia kan. Sarah bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Irwan tawarkan.
Kecantikan Anita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Anita mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Sarah. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya. Postur tubuh Anita lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.
Postur tubuh Anita membuat Darah muda Irwan kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Sarah ini.

“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Sarah dan Anita. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Irwan dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini. Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Sarah serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Sarah siang tadi didalam ruangannya.

“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Sarah didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Anita, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Anita panggil siapa yah sama….” Oceh Anita yang terus menerus sambil berjalan kedalam rumahnya.

“Nama saya Irwan Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Sarah. Panggil saja kak Irwan.” Ujar Irwan buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Anita wanita yang membuat mata Irwan terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.

“Oh… jadi boss baru kak Sarah yah… wah kak Sarah beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Anita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Irwan.” Ujar Anita yang panjang lebar.

“Kak… sebentar yah, Anita mau menyegarkan badan Anita dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Irwan kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata Anita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Irwan.

Gila sungguh mengiurkan tubuh Anita adiknya Sarah ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Sarah.

Merasa haus… Irwan berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.

Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Sarah. Irwan kembali dikagetkan dengan kehadiran Anita yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.

Begitu indah pemandangan yang sekarang Irwan saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Anita mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.
Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Irwan kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.

“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Anita pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Anita setelah melihat tatapan Irwan yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.

“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab Irwan dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.
“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Anita mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Anita sambil mengoda Irwan yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.

Dengan agak gugup Irwan menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Irwan.

“Trus setelah itu…”
“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”
Tiba tiba deringan Handphone Anita berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Sarah.

“Hallo… kenapa Kak Sarah.” Sahut Anita menjawab panggilan itu.
“Anita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Irwan masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Irwan nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja.” Ujar Sarah memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.

“Iya… kak Irwan masih disini sedang ngobrol dengan Anita.” Jawab Anita kembali.

“Anita ingat yah… kak Irwan adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Sarah yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Irwan malam ini disaat ia tak ada disana.

“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Anita kepada Sarah di telphone.

“Awas kamu kalau macam macam yah…”
“Gimana… apakah Sarah pulang malam ini…” Tanya Irwan yang ingin tahu apakah Sarah pulang malam ini.

“Kak Sarah tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Anita sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu.

“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Irwan… kayaknya besar banget!” sambil menhampiri Irwan yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.

“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wanita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Irwan menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.

“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Anita mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Irwan.” Seru Anita sambil memegang batang kemaluan Irwan diluar celana panjangnya.
Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Irwan mulai meraba halus paha Anita yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya.

Antara bibir Irwan dan Anita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.

Tak kala desahan Anita semakin menjadi saat tangan kekar Irwan mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Anita. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Irwan membuat Anita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.

Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Anita pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Irwan dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Irwan.

Dengan posisi Anita berjongkok di bawah. Anita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Irwan bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Anita mengulup kepala serta batang kemaluan Irwan… naik turun keluar masuk mulutnya.

Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Irwan saat Anita mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.

“Gila nih cewek… kayaknya Anita lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Sarah… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Irwan dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Anita.
Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Irwan menarik tubuh Anita dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.

Dengan gencar Irwan menyapu vag|na Anita yang sama sama nikmatnya dengan Sarah. Namun vag|na Anita seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Irwan semakin gencar dan lahap menjilati liang kewanitaannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Irwan.

Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Anita dengan jari telunjuk Irwan, kemudian dengan leluasa lidah Irwan bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewanitaan Anita yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.

Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Anita yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir vag|na Anita berada.

Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vag|na Anita. Batang kemaluan Irwan berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vag|na milik kakaknya Sarah.

Sesaat ketika batang kemaluan Irwan telah tertancap penuh didalam vag|na Anita.

“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”
“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Sarah takut tinggalin kak Irwan sendiri di sini dengan Anita. Ternyata kak Sarah tergila gila dengan punya kak Irwan yang sungguh perkasa ini…” ujar Anita sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Irwan yang mengaduk liang kewanitaannya.

“kalau begini nikmatnya… Anita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Irwan yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Anita dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.

Kenyataannya ternyata Anita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Sarah saat pertama kali Irwan menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.

“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Anita kedalam. Please…” pinta Anita sambil mencium puting susu Irwan yang berbulu itu.

“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Sarah.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Anita di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vag|na Anita.

Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Irwan mengendong Anita menuju kamarnya. Desahan dan erangan Anita semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Anita.

Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Anita kala bersenggama dengan Irwan, tak sungkan sungkan Anita mengigit pundak Irwan hingga bertanda…

Hingga tiba pula didalam kamarnya… Irwan merebahkan tubuh Anita diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Anita ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang kemaluan Irwan dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vag|na Anita tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.

“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Irwan menyodok vag|na Anita bertubi tubi.

“Kak… truuus… beri Anita kenikmata seperti kakak berikan buat kak Sarah…”
“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Anita yang mengila sambil mencakar punggung Irwan.

Irwan tak memperdulikan Anita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Anita di atas ranjang. Irwan ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wanita manapun, tentunya masuk kategori seleranya.

Seakan Irwan tak memberi ruang istirahat untuk Anita sesaat. Irwan terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Anita sendiri wanita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Irwan.

Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.
Akhirnya Anita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Irwan yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.

“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Anita sampai….” Erang Anita panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh tangan Irwan yang kekar itu.

Tak memperdulikan keadaan Anita yang telah lemas ditindih tubuhnya… Irwan tetap terus menhantam vag|na Anita bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…

Namun tak lama kemudian Irwan merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Irwan pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vag|na Anita dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Irwan membimbing batang kemaluaannya ke mulut Anita dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Anita.

Karena Irwan menyuruh Anita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Irwan tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Anita. Meski Irwan sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.

Tak terasa Irwan melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Anita yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun.

Senin, 28 April 2014

NANIK SELINGKUH KARENA SUAMIKU

Nama saya Nanik. Saya adalah anak pertama dari sebuah keluarga yang serba berkecukupan. Ayah saya adalah seorang pengusaha di bidang perbankan yang cukup diperhitungkan di daerah saya. Saya menikah atas dasar paksaan ayah saya. Sungguh tidak mengenakan menikah dengan orang yang tidak saya cintai, walaupun sudah kurang lebih sembilan tahun usia pernikahan kami. Suami saya, Bramono, adalah seorang dokter yang sedang mengambil spesialisasi bedah di Rumah Sakit pemerintah di kota kami. Terlihat hebat memang. Tapi sayangnya keluarganya ternyata memiliki bibit keturunan "orang stress".
Ini yang menyebabkan saya mengambil keputusan untuk lebih baik mengadopsi daripada memiliki keturunan 'stress'.

Sikapnya sebagai suami sama sekali tidak mencerminkan seorang suami. Terlebih saat dia menyadari bahwa dirinya adalah kesayangan ayah saya, mertuanya.
Beberapa alasan ayah saya sangat menyayanginya adalah karena suami saya adalah seorang dokter dan (katanya) adalah keturunan orang terhormat. Terhormat? Menjaga nama baik diri sendiri saja tidak bisa, apalagi nama baik keluarga dan rumah tangga?
Sudah cukup lama saya bertahan menjaga nama baik keluarga, hingga akhirnya saya menyadari bahwa ada pihak ketiga yang mengganggu rumah tangga kami.

Namanya Erna. Dia seorang mahasiswi kedokteran hewan yang menjadi gundik suami saya untuk sekian tahun lamanya. Sama sekali tidak ada yang menarik dari dirinya. Kalau boleh saya menyombongkan diri, perbedaan saya dan dirinya ibarat langit dan bumi.
Entah apa yang diinginkan suami saya dari dirinya.
Bukan hanya nama baik rumah tangga kami yang tercoreng, tapi juga nama baik orang tua saya. Dia membawa 'gundik'nya itu dengan leluasa menggunakan kendaraan pribadi ayah saya, karena memang ia belum mampu memiliki sebuah mobil. Bahkan untuk membeli bautnya pun mungkin masih meminta uang dari saya.

Di tengah kebingungan, saya mendaftarkan diri untuk mengikuti program Magister Manajemen yang baru saja dibuka di sebuah universitas negeri di kota saya. Di sini saya banyak menjumpai teman baru. Kejenuhan dan kebingungan saya mulai sedikit terobati dengan aktivitas belajar baik di kampus maupun di luar.

Entah angin darimana yang berhembus, saya mendengar bahwa salah seorang teman kuliah saya bertempat tinggal di daerah perumahan yang sama dengan Erni. Tiba-tiba timbul kembali rasa penasaran terhadap 'gundik' suami saya itu.
Ibarat wartawan, saya pun mulai melancarkan beberapa pertanyaan daerah seputar perumahan tersebut.

Namanya Eri. Begitu setidaknya ia dipanggil. Pertama memang ia menaruh curiga terhadap pertanyaan saya. Saya berusaha membohonginya agar aib rumah tangga saya tidak terbongkar. Namun karena rasa penasarannya yang begitu besar, saya tidak dapat lagi menutupinya. Terlebih dia begitu jelas memberi informasi mengenai dimana lokasi tepatnya Erni tinggal dan keadaan sekelilingnya.
Hingga akhirnya saya meminta tolong untuk sesekali mengintip apakah suami saya pernah berkunjung ke sana.
Akibatnya, saya sering berhubungan dengannya untuk mendapatkan informasi lebih darinya.

Dari sekedar menerima informasi dan meminta tolong lagi, akhirnya saya tidak dapat menahan lagi penderitaan yang saya alami. Saya akhirnya sering berkeluh kesah mengenai keadaan rumah tangga saya yang sebenarnya. Entah kenapa saya lakukan ini.
Eri adalah totally stranger, yang seharusnya sama sekali tidak mengetahui kondisi intern rumah tangga kami. Tapi bagaimana lagi?
Saya sudah sering berkeluh kesah dengan orang tua mengenai suami saya. Mereka hanya menyuruh saya untuk bersabar. Dengan adik saya, mereka memang merasa kasihan kepada saya, namun mereka juga tidak bisa berbuat banyak karena kesibukan bisnisnya.
Saya juga pernah berkeluh kesah dengan bibi (tante) saya yang belum menikah, namun dengan cepat dia menjawab, "Waduh, janganlah bicara itu kepada saya, saya tidak sama sekali tidak tahu masalah seperti itu!"
Kemana lagi saya harus berkeluh?

Pada awal cerita saya kepada Eri, dia memang menganjurkan agar saya berbicara kepada orang tua saya. Namun itu merupakan anjuran basi bagi saya.
Eri tidak putus asa. Dia terus memberi dukungan secara moral. Yang membuat diri saya seolah semakin tenang berada di sisinya untuk mendengarkan dan menerima dukungannya. Kemudian dia pun membuka rahasia mengenai dirinya. Mengenai siapa dirinya sebenarnya dan bagaimana kondisi orang tuanya.
Dari situ saya melihat beberapa kemiripan diantara kami berdua. Saya pun mulai comfortable apabila sudah berada di sisinya. Dan pertemuan pun sering kami atur. Entah itu berkedok kelompok belajar atau lainnya.


Hingga akhirnya, entah kenapa tumbuh rasa suka saya kepada dirinya, dan di suatu saat Eri memberanikan diri untuk menyentuh tangan saya dan memegangnya. Saya merasakan getaran yang ia jalarkan ke diri saya. Akhirnya tanpa saya sangka, ia mengutarakan perasaannya. Perasaan yang sama dengan apa yang saya rasakan terhadap dirinya.

Singkat cerita, kami mulai sepakat saling mengasihi. Dan kami pun mulai secara rutin bertemu untuk berbagi kasih. Walau pun hanya sebatas di dalam mobil saya.

Kekagetan saya yang berikutnya adalah sewaktu Eri tiba-tiba mencium bibir saya. Lucu rasanya saya mengenang kejadian tersebut. Seolah saya adalah seorang gadis yang baru pertama kali dicium oleh pria. Saya tidak tahu harus bagaimana. Di satu sisi, saya memang mencintainya. Di sisi lain, saya sudah menikah dan bersuami.
Kembali dia melayangkan kecupan dibarengi dengan sedikit lumatan pada bibir saya.
Saya tetap tidak berkutik. Hingga akhirnya dia bertanya,"Kenapa tidak dibalas?"
Setelah kami saling tatap untuk beberapa saat. Akhirnya..... saya pun membalas lumatan bibirnya.

Kisah kasih kami terus berjalan dengan sedikit bumbu saling cemburu apabila saya terkesan mulai dendengan suami saya, atau saya mendengar isu bahwa Eri berkenalan dengan seorang gadis. Tapi itu semua tetap tidak mempengaruhi cinta kami.
Percumbuan kami semakin hangat. Dia pun mulai berani menggerayangi bagian-bagian tubuh saya. Baik dengan menggunakan tangannya atau dengan mulutnya.
Buah dada saya yang berukuran 36B ini sudah sering kali menjadi sasaran empuk mulutnya. Dan saya sangat menikmatinya. Saya pun sering mencumbu dadanya yang lapang, dan sesekali mempermainkan mulut dan lidah saya di pentilnya. Dia pun sangat menikmatinya.
Hingga akhirnya permainan kami mengalami peningkatan. Jemarinya mulai terampil menyusup kepada celana dalamnya dan mempermainkan klitoris saya.
Saya mulai merasakan geli dan nikmat bercampur menjadi satu, terlebih apabila ia kombinasikan dengan mencumbu tubuh saya.
Kami saling bergantian mencumbu hingga akhirnya pun saya hanyut dalam kebiasaan melakukan oral sex terhadapnya. Dia begitu surprise saat saya melakukan oral. Eri tidak menyangka, seperti halnya saya. Saya bahkan sempat terheran pada diri saya sendiri. Banarkah saya melakukan ini? Pertama kali saya melakukan oral sex terhadapnya, memang saya kikuk sekali. Eri hanya membuka sedikit celana dalamnya hingga kepala penisnya tersembul. Entah kenapa, saat saya sedang mencumbu tubuhnya, saya sangat terdorong untuk mencumbu penisnya dan memasukkannya ke dalam mulut saya. Dan sejak saat itu, percumbuan kami belumlah lengkap apabila saya belum melakukan oral sex terhadapnya. Bagi saya, saya merasa memiliki hobby baru. Membuatnya nikmat melalui oral sex.

Hingga suatu saat di tengah percumbuan hebat kami dimana pakaian kami sudah hampir terbuka semua, di jok belakang mobil saya di pelataran parkir department store "R" yang terletak di jalan yang menggunakan nama seorang pangeran, ia mengangkat rok saya dan menyingkap sedikit celana dalam saya, lalu kemudian dengan cepat dan lembutnya, Eri mencumbu dan menyapu vagina saya dengan lidahnya. Sungguh saya dibuatnya kaget dan bingung yang bukan kepalang. Suami saya sama sekali tidak pernah melakukan hal ini terhadap saya. Di tengah kebingungan itu, saya sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Saya mencintainya, tapi saya sama sekali tidak menyangka hingga sejauh ini kisah asmara kami. Begitu lembutnya dia mempermainkan klitoris saya dengan sapuan lidahnya, hingga akhirnya rasa bingung itu lenyap ditelan rasa geli dan nikmat yang sudah menjalar di sekujur tubuh saya. Saya hanya bisa meremas rambut kepalanya, menekan kepalanya lebih dekat di vagina saya yang kian membasah. Kenikmatan itu juga yang akhirnya membuat saya mengangkat kedua paha dengan lebih membuka kangkangan keduanya.
Setelah kurang lebih lima belas menit dia menjilati klitoris saya dengan berbagai cara, saya disuruhnya rebah di jok belakang dan segera dia menindih saya. Rupanya Eri telah menurunkan celananya tanpa sepengetahuan saya sewaktu saya masih melayang-layang.
Dengan cepat Eri menyodorkan penisnya menuju bibir vagina saya. Dan mempermainkan kepala penisnya di bibir vagina saya. Saya kembali menggelinjang. Sama sekali tidak terbesit di benak saya, bahwa kami masih bermain di area parkir sebuah pusat belanja yang terletak di jalan "D". Yang suatu saat dapat dipergoki satpam.
Kembali saya tersentak hebat saat kepala penisnya menggesek-gesek klitoris saya dengan agak kuat. Tubuh saya mulai bergetar hebat. Apa ini yang dinamakan luapan birahi?
Karena vagina saya yang sudah basah sejak tadi, Eri tidak mendapat kesulitan untuk akhirnya dengan cepat dan lembut menyelipkan penisnya di liang vagina saya.

Saya kembali tersentak dalam sejuta kenikmatan. Sebuah benda yang besar dan panjang menyelinap masuk secara perlahan, sehingga menimbulkan gesekan halus pada klitoris saya. Tubuh saya mengejang sesaat.
Tiba-tiba muncul rasa heran yang amat sangat dalam diri saya.
Selama ini saya tidak pernah merasakan nikmatnya sex dengan suami saya. Yang saya tahu selama ini, sex adalah menyakitkan. Saya hanya menjadi mesin pemuas nafsu sex suami saya tanpa peduli apakah saya menikmatinya atau tidak. Nikmat sex seolah-olah hanya dongeng belaka di telinga saya.
Tapi Eri... seolah-olah dia kini memberikan bukti bahwa nikmat sex itu ada. Dan nyata.
Kini saya sadar sepenuhnya. Saya semakin mencintainya. Saya pun kembali larut dalam kebahagiaan nikmatnya sex. Saya pun menyambut cintanya, juga menyambut goyangannya tidak kalah hebat. Seolah saya ingin menumpahkan dan mencapai kenikmatan sex yang baru saya rasakan dan ingin memberitahunya untuk bersama menikmati sex ini sepuas-puasnya.
Entah berapa lama kami bercinta dan saling berpacu dalam nafsu birahi di dalam mobil Genio berwarna gelap bernomor polisi D* 1**9 **. Akhirnya dia membiarkan saya selesai terlebih dahulu. Sungguh saya tidak menyangka bahwa kenikmatan sex itu begitu indah, menyenangkan dan memuaskan. Saya pun dibuatnya lemas dan tidak bertenaga, terkapar di jok mobil. Telentang tidak berdaya, dengan rasa sejuta bahagia dan kepuasan yang tidak ternilai. Sementara Eri akhirnya mempercepat ritme ayunan pinggulnya dan saya merasakan adanya semburan hangat di dalam vagina saya. Semburan sperma Eri.

Saya sempat khawatir akan kehamilan akibat hubungan kami. Tapi Eri segera berbisik bahwa dia ingin saya hamil dan membesarkan anak tersebut.
Berangsur-angsur kekhawatiran saya menghilang. Di satu sisi, keinginan saya untuk hamil bisa saja terkabul. Dan ini yang saya tunggu.
Akhirnya siasat pun diatur, apalagi golongan darah Eri sama persis dengan suami saya.
Sejak saat itu, kami pun rutin melakukan hubungan sex untuk saling meluapkan cinta dan memuaskan nafsu birahi kami, dimana pun kami sempat. Bahkan pernah di ruangan kantor saya pada saat sepi, Eri meminta saya untuk berdiri membungkuk di tepi meja kerja saya dan dia menyetubuhi saya dari belakang dengan terlebih dahulu mengangkat rok dan menurunkan celana saya dan kemudian mempermainkan vagina saya dengan lidahnya yang kasat.

Kini bukan saja suami saya yang berselingkuh. Saya pun turut terjerumus dalam dunia perselingkuhan. Perselingkuhan yang saya rasa adalah abadi. Apakah ini semua karena cinta sejati saya dengan Eri?

Apakah karena awalnya kawin paksa oleh ayah saya, hingga tidak pernah ada cinta antara saya dan suami saya?
Hingga kini hubungan saya dan Eri telah berusia dua tahun, baik hubungan komunikasi maupun secara sexual. Kami tetap saling memperhatikan, mengasihi, menjaga dan juga saling mengisi kekurangan satu sama lain. Seperti layaknya suami istri sejati.

Kini saya sudah tidak peduli lagi terhadap apa yang dilakukan suami saya. Anak kandung saya dari hasil hubungan intim saya dengan Eri dan anak angkat saya pun lebih dekat dengan Eri ketimbang suami saya. Entah kenapa, saya sangat berbahagia menjalani semua ini. Saya sudah menemukan cinta sejati saya.
Untuk Eri, apabila Anda membaca cerita ini, saya ingin mengatakan kepada Anda bahwa kami bertiga sangat mencintai dan merindukanmu.
Salam dari Surya, putra kandungmu dan Nindi, putri angkatku.

TAMAT

Minggu, 27 April 2014

SELINGKUH DI WAKTU HAMIL

Minggu ini sudah minggu ke 39 lina mengandungkan perutnya yang kini telah mencecah 48 inci tu... lina telah dijangkakan akan beranak pada minggu ini, namun begitu dia masih gagah mengajak aku membeli belah untuk persiapan terakhir menyambut kelahiran anak yang membuncitkan perut dia tu. aku sentiasa kagum melihat kegagahannya membawa perutnya yang sememangnya terlalu besar untuk tubuh kecilnya itu. dan semestinya nafsu aku bergolak setiap kali aku melihat lina membawa perut boyot itu. boleh dikatakan kerap juga aku dapat menyondolkan pelir aku ke dalam saluran peranakan lina.. sejak beberapa minggu lepas pantang ada peluang, aku pasti menyalurkan batangku ke dalam cip*p di bawah perut lina yang sedang menggunung tinggi. semakin sarat perut lina, semakin kuat nafsu aku.. lina juga tak kurang hebatnya. walaupun perutnya sudah memboyot bulat besar bagaikan belon, dia masih mampu membuka kangkangnya, mendayung-dayung tubuhnya di atas ku dan paling aku suka,menonggengkan punggungnya untuk aku doggy..

"Asalkan you puas sayang," itulah alasan yang sentiasa diberi oleh lina. aksinya bagaikan tidak risau langsung dengan keadaan perutnya itu, walaupun risikonya untuk terberanak agak tinggi. aku dan lina tidaklah beromen setiap hari. kadang-kadang lina tidak larat juga hendak menerima sondolan aku. aku hanya menyondol bila lina benar-benar bersedia sahaja. sekiranya aku sudah tidak tertahan, aku cuma hulurkan kotek aku kepada lina, meminta dia mengeluarkan "tekanan" dari buah zakar aku.. lina akan oral dan mengurut-urut batangku sehingga terpancut. ketika hendak pancut, lina akan menalakan batangku kepada perutnya untuk memuaskan aku yang cukup bernafsu melihat perut perempuan mengandung.

memandangkan lina dijangka beranak minggu ni, aku siap-siap mengambil cuti seminggu untuk bersama lina. hari ni, aku dan lina berada di seksyen barangan bayi di sebuah pusat membeli belah yang popular di KL... di seksyen ini lah, berkumpulnya ibu-ibu dan juga bakal-bakal ibu yang mengandung membeli persiapan untuk bayi yang mereka kandungkan. meliar-liar juga mata aku memerhatikan perempuan-perempuan mengandung di situ. namun begitu, lina

tetap menjadi pilihan aku kerana perut dia paling besar di kalangan wanita-wanita boyot di sekeliling aku.. aku perhatikan telatah lina yang leka memilih baju bayi...sekali sekala, tangan lina mengusap-ngusap bawah

perutnya. ketika itu, baju mengandung labuh berwarna putih yang dipakainya tertarik sedikit, serta merta menyerlahkan kebesaran perutnya yang kini semakin rendah dan memboyot jauh ke hadapan.

"mcm ni rupanya perut yang dah jatuh," fikirku sendirian.. pada masa itu juga, kotek aku mula hendak menegang sekeras-kerasnya. geram melihat perut lina yang membujur jauh ke hadapan. tangan lina tidak berhenti-henti mengusap perutnya yang sarat itu..

"besarnya perut dia!" aku terdengar seorang wanita sedang berbisik.. "bawak kembar kot," sambung rakannya yang sedang mengandung, tapi perut dia masih kecil lagi... nak juga aku bagi tau perempuan tu, dia cuma bawak seorang aje, tapi tak perlulah.. biar aku sendiri menikmati pemandangan yang sangat indah, melihat tubuh kecil lina yang sedang sarat itu.. Baju mengandung putih berparas lutut yang dipakai oleh lina memang sesuai sekali. kainnya yang cukup lembut, membaluti setiap rupa bentuk badannya dengan sempurna. teteknya kini membulat penuh dengan susu...belakang badannya melentik menyerlahkan seri bentuk badannya yang bunting dan bontotnya yang lebar..kesemuanya adalah untuk mengimbangi bentuk perutnya yang kini membusung jauh kehadapan sehingga berukur lilit 48 inci...lengkungan perutnya bermula lebih kurang seinci dari bawah teteknya. tak semena-mena, nafsu aku mula bergelora, mengingati keadaan nikmat pukinya yang sedang bersedia untuk melahirkan anak..kotek aku mula menegang keras. aku menyeluk tangan
ku ke dalam saku untuk meramas-ramas pelirku yang teruja melihat perut lina yang terlalu besar...aku menghampiri lina dengan lebih dekat. tangan ku mula memeluk dan mengusap belakang badan lina yang melentik

cantik. sempat juga aku meramas punggungnya yang gebu...

"Hei sayang!" lina terkejut dengan tindakan aku. lina merenung ku lalu memberi senyuman.. "sabarla sayang... pas i beli ni, kita balik rumah ok?" bisik lina kepada ku. lina sememangnya amat faham dengan kerenahku yang suka melihat perut saratnya bergoyang-goyang ketika aku rancak menyondolkan pelir ku... setengah jam kemudian, setelah selesai membeli belah aku dan lina segera bergerak ke kereta untuk pulang ke rumah..

ketika dalam perjalanan, walaupun tengah memandu nafsu aku terlalu membuak-buak sehingga tangan aku sempat menyeluk masuk ke celah kangkang lina yang sentiasa terbuka ketika duduk. lina pula menyelak baju mengandungnya, memudahkan aku untuk meramas pukinya yang sedap...aku sempat juga tengok lina yang sedang asyik melayan gentelan jari ku pada saluran peranakkannya. sambil memejamkan mata, lina mengusap-usap perutnya yang membusung tinggi. sekali-sekala lina mengerang perlahan...ramasan aku menyebabkan puk* lina mula membasahi seluar dalamnya yang menjadi benteng lembut kepada lubang nikmat kegemaranku..lina mula meluaskan kangkangannya. kini giliran tangan lina pula yang merayap ke kangkang aku. serta-merta dia meramas-ramas kotek aku yang sedang keras menegang di dalam seluar...

"aaaAAhhh... kerasnya kotek mu sayang...." ujar lina. "kesian dia sempit kat dalam tu... nanti sampai kat rumah i bebaskan dia ok?" sambungnya lagi, sambil meramas-ramas batangku.

"aih, i tak sabar nak sampai rumah ni sayang..." balas ku. ucapan lina tadi memang cukup mengujakan aku... kotek aku sudah tidak boleh bersabar lagi hendak menyondol lubang sedap di bawah perut 48inci lina.sebaik sahaja tiba di rumah, aku dan lina tidak membuang masa lagi lalu terus masuk ke dalam kamar beromen kami... dalam bilik, aku dan lina berpelukan bagaikan berinduan yang terlalu lama... aku terpaksa membongkokkan diri sedikit untuk memberi ruang kepada perut lina... kami mula bercium bibir... tangan aku merayap ke seluruh tubuh lina... aku mengusap belakang tubuhnya, kemudian menurun hingga ke punggungnya yang montok..aku genggam bontotnya yang cukup lembut..

"Uuuh..." lina memberi tindak balas terhadap cengkaman aku. tangan lina yang pada mulanya memeluk erat badan aku, kini memegang kedua-dua tanganku yang sedang memegang punggungnya.. lina kemudian membawa tanganku ke

perut 9 bulannya... aku dan lina berhenti berciuman ketika itu. aku mula mengusap-usap perutnya yang besar...di

tepi kiri kanan, di atas, di bawah, setiap daerah tidak terlepas dari usapan ku.. lina hanya memejamkan mata ketika aku mengusap perutnya..perlahan-lahan, dalam keadaan berdiri dia mula membukakan kangkangnya... tangan kiri ku mula merayap ke bawah baju mengandungnya... kini pukinya yang enak menjadi sasaran usapan aku.

"aaaAaaahhh..." lina mengerang sedap...tangan kanan aku pula kini mula bekerja menambahkan nikmat syahwat pada tetek lina yang penuh dengan susu...lina mula berpaut pada badanku untuk menggagahkan tubuhnya yang tengah terlalu sarat mengandung menerima ransangan syahwat dari tangan-tanganku...geram aku melihat lina. dalam keadaan perutnya yang terboyot jauh ke hadapan, dia masih mampu berdiri menerima ramasan seksual aku..pautan tangannya pada badan ku membolehkan lina melayan nafsunya dalam keadaan berdiri terkangkang.hampir tertunduk juga lina menikmati rangsanganku..kegeraman aku melihat lina berahi sambil membawa perut boyotnya telah mencapai kemuncaknya. tangan kanan ku yang tadi begitu galak meramas tetek besar lina, kini turun ke lembah peranakkannya. kedua-dua tanganku mula bekerja meramas vagina lina yang sedang membasahi seluar dalamnya dengan air nafsu... aku melutut di hadapan lina, membolehkan aku menyeluk masuk kedua-dua tanganku ke bawah selakkan kain baju mengandungnya dengan mudah. lina yang m
asih gagah berdiri, berpaut pada bahu aku. tangan-tanganku mula mengaktifkan lagi usapan berahi pada puk* lina..lina menggeletik nikmat menerima usapan aku. aku yang dalam keadaan melutut di hadapan lina masa ni, terpaksa menerima lagaan perutya yang keras ketika lina menggeletik. tapi aku suka. aku suka bila perutnya mula bergesel pada muka ku.. aku pejamkan mata, sambil mendengar lina mengerang kuat, mencium-cium perutnya yang terlalu besar itu.. perut yang menjadi pemangkin nafsu ku pada perempuan yang sarat mengandung.

aku merasakan sudah cukup lama aku membiarkan lina berdiri terkangkang. kesian jugak aku pada dia. tak lama lepas itu, aku mula menarik turun seluar dalam lina yang habis dibasahi air berahi. kemudian aku berdiri, sambil menyelak naik baju mengandungnya...selepas bajunya, kini giliran bra lina aku lucutkan. akhirnya lina bogel di depan aku. terpampanglah tubuh putih lina yang sedang sarat mengandung... walaupun lina sedang mengandung, badan lina yang tetap kecik dan tak naik berisi sangat. tetap kurus dan kecil molek jika dibandingkan dengan perempuan mengandung lain. kebesaran perutnya menyerlahkan lagi keanggunannya ketika mengandung. ikut kata doktor, disebabkan tak banyak ruang antara dada pinggul lina, perut lina lebih cenderung membesar ke hadapan... ditambah lagi dengan saiz anaknya yang besar, itu sebab perutnya membusung ke depan sehingga 48inci ukur lilit pinggang lina.

aku terlalu leka menikmati pemandangan indah tubuh boyot lina hingga aku tak sedar, tangan lina sudah bekerja untuk membogelkan aku. lina dalam keadaan bernafsu, membuka seluar dan baju ku. nafas lina kencang melawan hawa berahi yang pasti sudah tidak sabar hendak menerima sondolan pelir dan pancutan mani ku. kini kotek aku sudah tegang terjuntai mengadap perut boyot lina yang bakal disondol melalui lubang dibawahnya. lina menggeselkan perutnya pada kotek aku yang tegang mengeras. aku menyambut sentuhan perutnya dengan menekankan kotek ku pada atas perut 48incinya. aku geselkan bahagian bawah kotek aku.. keras betul perut dia. aku turut dapat merasakan tendangan dari penghuni dalam perut bulat yang membesar dengan begitu menonjol sekali. tangan lina mula memegang kotek aku yang "bermanja" dengan lengkungan indah di antara tetek dan puk* lina.

"sayang... mari..." lina mengajak ku ke katil..lina menarik manja tangan aku, kemudian perlahan-lahan melabuhkan punggungnya. bebanan perutnya yang berat dan terlalu besar menyebabkan dia terpaksa memegang tangan ku untuk merendahkan tubuhnya. kemudian, dia bergerak ke tengah katil. lina duduk bersila, tapi kakinya tidak rapat

kerana perutnya mengambil terlalu banyak ruang... perutnya kini membujur ke depan.. pukinya yang enak kini telah

terselindung di sebalik perut buncit lina yang sedang menunggu masa untuk terberanak.aku mula menaiki katil dan bergerak menghampiri lina. aku berdiri melutut di depan, menghalakan pelir 6 inci ku kepada muka comel lina... tanpa diarah, lina mula menjalankan tugasnya. tangannya mula mengurut batang dan testis ku yang bakal melepaskan benih sperma ku ke dalam cip*p lina..

"aaahhh... besarnya... panjangnya..." kata lina, sambil menghayati kehebatan keris nikmat aku... "bila sayang nak bagi anak sayang?" sambungnya lagi.. tangannya masih ligat merangsang ketegangan kotek aku... kesedapan urutan lina memang tak dapat dibayangkan lagi.

"bila perut you.... huhhhh... kecik balik... huhhh.. i buncitkan you pulak k?" balas ku, cuba menahan nikmat

yang diberikan oleh lina..

"i nak sangat bawak anak you sayang... i nak perut i membesar bawak anak you..." kata lina lagi. dia dah mula mencium kepala kotek ku...

"ahhh, sedapnya batang you ni.." kata lina. batang ku mula di bawak masuk ke dalam mulutnya yang agak kecil, namun masih mampu menerima sondolan dari kotek 6 inci aku ini.

"aAaaahh.." aku mula mengerang nikmat.. "sedapnya sayang! uuhhhhh... oral sayang... hisap lah puas.." aku

mengusap kepala lina yang perlahan-lahan mengulum kotek aku... sedutan dari mulut perempuan mengandung ni memang

kuat.. aku juga dapat merasakan lidah lina bermain-main di bahagian bawah kotek ku.. lina kemudian melajukan tarikan dan tolakan kepalanya... dengan rakusnya sekali, lina mengoral batangku sehingga meleleh air liurnya..

"sluuurppp! sluuuurrpp! emmmhhh! sluurrpp" bunyi sedutan oral lina bagaikan melodi yang cukup menghairahkan.. aku mengerang kesedapan menerima kuluman lina...aku memegang kepalanya yang pantas bergerak ke depan dan kebelakang....aku turut menyondol sedikit kotek ku, biar mudah lina mengoral penuh batang ku yang keras....beberapa minit kemudian, aku melepaskan kotek ku dari bahaman mulut lina...giliran mulut aku pula mengerjakan tubuh lina yang sarat mengandung 9 bulan... aku mencium dahinya, turun ke pipi, kemudian singgah ke bibirnya yang cukup comel itu.. aku dan lina berciuman dan mengomol penuh nafsu.. tangan lina merayap di seluruh tubuh ku... tangan ku sememangnya tidak ada tempat lain dia singgah selain perut lina yang kini sudah bersedia untuk menerima lawatan muhibah penis ku.anak dalam perut lina bergerak aktif, bagaikan gembira dengan kehadiran ku...setelah puas bercumbuan, bibir aku mula menurun ke leher lina.. ciuman aku di teruskan hingga ke tetek kiri lina.. giliran teteknya pula aku mengomol d
engan penuh nafsu... kemudian turun pula ke daerah bulat kegemaran ku: perut 48inci lina yang memboyot besar.. aku mengusap dan membelai perutnya, sambil memberi ciuman pada setiap lengkungan yang mudah untuk aku di capai...setelah puas pada perutnya, kini ciuman hendak bersinggah ke satu

kawasan yang terselindung di sebalik perut lina yang terlalu besar itu.. lina mengusap-usap kepala ku. aku dapat merasakan dia berasa bangga membawa perut yang cukup besar. dari pusat lina yang menonjol, perlahan-lahan aku merendahkan ciuman ku hingga ke bawah perut lina..lina pula mula menyandarkan diri dan membuka kangkangnya sedikit..aku dah nampak sikit pukinya yang indah, namun masih sukar untuk aku untuk menciumnya...

"sayaaang... boleh baring?" tanya ku pada lina. kalau dia baring, senang sikit nak cium koneknya..

"hehehe, tak nampak lagi ke?" lina ketawa manja...

"besar sangat... mcm mana i nak cium? tapi i suka!! sayang baring k?"

lina tersenyum mendengar kataku. selepas itu, dia pun membelakangkan dirinya ke arah kepala katil. lina kemudian baring, lalu membuka kan kangkangnya seluas-seluasnya, mendedahkan sebuah lubang yang bakan dijadikan laluan untuk anak yang bakal dilahirkannya nanti...aku mula mendekati kangkangan lina.. sambil memegang kakinya, aku mulakan ciuman ku, dari puncak perut yang menggunung tinggi.. dengan perlahan, aku menuruni ke lembah perutnya yang menghala ke lubang cip*p.. aku terdengar lina merengek nikmat.. nafasnya bergerak kencang.ketika ciuman aku menuruni perutnya yang besar itu, aku dapat merasakan geselan kepala anaknya yang cukup hampir dengan puk* lina... ternyata, lina boleh terberanak bila-bila masa... sondolan kotek aku mungkin boleh terkena kepala dia. tapi lina bagaikan tidak peduli tentang anak yang dikandung dalam perut besarnya. bila tiba masa kotek ku

menyondol laluan beranak lina, bebanan perutnya bagaikan dilupakan begitu sahaja. bayangkan perut lina sahaja sudah cukup membuat aku teruja bagai nak rak. kini ciuman aku sudah tiba di puk* lina.. lidah aku pula mula mengoral saluran peranakkan lina. air nafsu mengalir dengan begitu banyak sekali... aku menjilat-jilat penuh nafsu. lina pula mengerang kuat...

"Uuuuuuhhh... sedaaaAAppp... uhhhHhh sedap sayang!" lina mengerang kuat.aku cuba melihat lina masa oral, tapi wajah lina terselindung di sebalik perut yang menggunung tinggi. bergerak-gerak perutnya sehingga teruja aku dibuatnya... aku tingkatkan kerakusan aku, lidah aku cuba menolak masuk pukinya yang sangat basah...semakin kuat lidah aku menolak, semakin kuat lina mengerang nikmat..setelah 5 minit aku mengoral cip*p lina, sudah tiba masanya untuk memasukkan pelir aku ke dalam cip*p lina.. aku menghampirkan pelir ku pada pukinya. tangan lina pula bersedia memberi sokongan untuk pelirku ketika saat kemasukkan nikmat...tangan lina menyambut ketibaan pelirku, sebaik saja kepala pelirku menyentuh pintu nikmat lina. aku biarkan saja aksi berahi lina.. aku hanya perlu pegang bukaan kangkangnya sahaja. biarlah lina dengan dunia nikmatnya...lina mula menarik pelirku ke dalam.. kepala, batang... pada ketika itu, aku mula menyondol...

"UuuuuUUUhhhhh!!" lina mengerang, ketika pelirku habis memenuhi ruang nikmatnya!! kemudian, berhenjut perlahan..

pelirku mula bergerak keluar masuk pukinya... tangan ku pada mulanya memegang kangkangan lina, kini berpaut oada

sisi perutnya. aku dapat merasakan perutnya keras semacam... pergerakkan anaknya macam lebih aktif dari tadi. aku mula berhati-hati berhenjut. aku tak mahu penghuni perut lina nak keluar ketika aku sedang galak nak melepaskan nafsu. perlahan-lahan aku menolak dan menarik kotek aku ke dalam lubang nikmat lina.. sambil itu, aku mengusap-usap perutnya yang membusung tinggi... terasa keras perutnya, bagaikan menegang menahan nikmat kebesaran kotek aku yang amat sedap..anak dalam perutnya bagaikan berguling-guling.. mungkin seronok merasa dibuai ayunan

perut ibunya.tetek lina yang gebu turut menjadi mangsa ramasan tangan aku. bagaimana dengan lina? terkangkang luas macam nak beranak bila menerima sondolan nikmat aku. tangan lina memegang kepala katil yang sudah turut bergoyang mengikut rentak asmara kami.mata lina tertutup rapat menghayati keenakkan lubang beranaknya dijolok oleh batang keras 6inci ku... kadang-kadang cuba mengangkat kepalanya nak tengok aku bekerja, tapi perutnya pasti menjadi penghalang untuk dia melihat hasil kerja kotek ku pada pukinya.. setiap henjutan aku pasti diiringi dengan rengekannya yang cukup menghairahkan..

"aaaAhh! Aaahh! Ahhh!! Aaaaahhh! sedapnya sayaaAAng!! aaAhhh!" lina mengerang nikmat. geseran kemaluan bersalut

lendir dan cecair nafsu turut membingitkan suasana berahi ketika ini..

Cap! Caap! Caap! CHhaP! bunyi nikmat pertemuan kotek aku dengan puk* lina...

"Hhaaaahhh... uuhhhHH!! sedapnya puk* you ni lina!" aku turut mengerang kesedapan. "tetek you... body you... aiihhh perut YOU!!! besarnya!!! huhhh! huhh! geram i tengok!" aku luahkan kegeraman ku pada tubuhnya yang cukup sarat, sambil meneruskan kerja sondolan ku pada cip*p lina. nikmatnya tidak terkata. setiap kali pelir ku masuk, aku dapat merasakan cip*p lina bagaikan mencengkam kebesaran pelir ku.

"aahh! aahhh! perut i besar untuk you...uuHhh sayaaAnng!!" lina menyambut ucapan kegeraman ku.. "Huuhhh! Huhhh! sedap penis you sayAaanG!! huhh! Aaah! dalam lagi sayang! Uhhh! dalam lagi!!! laju lagi aaahh!!!"

"hUhh! Huhh!! dalam lagi?! huhh!!" tanya bagaikan tidak percaya dengan permintaan lina.. "huhh!! terberanak nanti! aaahh ahhh huhh..." masakan aku tidak risau. perut lina dah terlalu besar.. bila-bila masa saja lina boleh beranak. aku sentiasa memastikan tolakan pelir ku tidak terlalu jauh ke dalam.

"aaAhhh! aahh! takpe.. Aahhh!! sedap sangat sayang!! AAaahh! aahhh!!" balas lina... lina tiba-tiba menggerakkan

tubuhnya untuk menyambut sondolan ku, menyebabkan pelirku termasuk lebih dalam..

"HAHhh! aahhH! sedap!" aku terkejut nikmat ketika merasakan kotek masuk sepenuhnya ke dalam cip*p lina...

"sedap sayang? huhh! uhhh! masuk lagi sayang! huhh! errrhhh! aaahhh!" lina tau akan nikmat yang aku rasakan. lina kini bagaikan dikawal oleh nafsu yang sebesar perutnya. lalu merancakkan lagi pergerakkan tubuhnya melawan sondolan ku... kotek ku menusuk jauh ke dalam!

"HAH! sedapnya sayang!!" luah nafsu ku yang kini semakin membuak-buak! "i nak henjut dalam-dalam! uHhh! Uhh! Uhhh!" aku perkuatkan lagi henjutan ku.

"henjut sayang! AAhhh! henjut!! biarlah i terberanak! buat i beranAaaAAAAAAHAHHHhHHHHH!! AAaahahhh!! SEDAP SAYAANG!! SedaAAAAAPPPPPPPP! AAAAAAHHHHhhhHRRGH!" lina mengerang sekuat-sekuatnya apabila menerima sondolan pelir aku yang lebih laju dan mendalam lantaran mendengar lina menyuruhku membuat dia terberanak! tak tertahan aku dibuatnya.

PAP! PAP! PAP! PAP! PAP! PAP! PAP! PAP!

bunyi 'pertembungan' pinggul aku dan lina semakin kuat...pada masa ini tangan aku memegang perut besar lina yang berayun-ayun menerima sondolan batang 6 inci ku.perutnya tegang mengeras.. bulat, besar dan menggunung tinggi. aku melihat kotek ku hilang memasuki gua nikmat lina.. hilang di sebalik perutnya yang teramat besar, yang bergoyang-goyang, yang membulat bagaikan sebiji bola...sedap sangat sehingga aku boleh terlupa sejenak aku sedang beromen dengan seorang perempuan mengandung yang boleh terberanak bila-bila masa..

"UUUHH! AAAAHH! AAAHHHHHH!ARRRGH! AAAH! UHHH! SEDAP SAYANG! SEDAP! AHHH! aHHH!" lina semakin kuat mengerang! sarat-sarat lina, dia masih boleh menerima henjutan dahsyat dari ku. kakinya tadi yang terkangkang luas kini mengepit tubuhku yang sedang kuat berusaha untuk mengeluarkan mani. kaki lina turut bagaikan menarik-narik aku untuk menyondol lebih dalam. tangan lina pula ubah pegangan ke tangan ku yang erat memegang perutnya yang berusia 39 minggu. lina tertarik-tarik tangan ku, cuba mengangkat dirinya dan juga perutnya yang bulat.namun sia-sia kerana perut dia teramat besar.mata lina terbeliak setiap kali menerima henjutan. aku pasti lina sedang menikmati kesedapan yang tidak terkata pada cipapnya! melihat keadaan lina membuat aku semakin geram!! aksi henjutan aku diteruskan selama beberapa minit. aku lajukan lagi henjutan. lina menjerit kuat. kini kebesaran perutnya tidak lagi menjadi penghalang untuk mencapai klimaks.melihat keadaan itu aku tamatkan henjutan ku dengan 1 sondolan yang agak kuat dan mendala
m..

"UuHHHGGGH!!!" terangkat lina menerima sondolan ku... matanya terkatup rapat, mulutnya ternganga namun tiada satu jeritan pun terkeluar.. aku dapat rasakan kemutan cip*p lina.. terasa seperti genggaman tangan yang cuba memerah keluar mani ku. kemudian, perlahan-lahan aku menarik keluar kotek ku dari cengkaman cip*p lina.sekali lagi, lina bagaikan teruja dengan pergerakkan keluar pelirku. aku dapat merasakan kemutan cipapnya semakin kuat...lendir

berahi lina mengalir keluar dengan derasnya. lina dah klimaks!!!

"sayang! sayang! sayaaaAang! uUhhh!!" lina mengerang lagi, kotek ku kini dah nak hampir terkeluar. aku nampak lelehan air nikmat lina mengalir keluar dari pukinya. nikmat yang dirasai lina mungkin terlalu sedap, sehingga kangkangan kakinya yang tadi mengepit erat badanku kini terbuka dan terangkat luas! kakinya menggigil dan menggeletik. akhirnya kotek ku terkeluar juga. lina serta merta terbaring, manakala kakinya terlentang luas... lina memegang pukinya sambil memejamkan mata. kepuasan jelas terbayang pada wajahnya, walaupun sekejap sahaja aksi kami tadi... aku merehatkan kotek ku pada perutnya yang besar. aku geselkan kotek ku yang dibasahi air nikmat lina. perutnya yang keras, bulat dan besar kini pula yang merangsang kekerasan kotek ku. kotek aku bagaikan mengusap perut boyot lina. terasa juga pergerakkan bayi di dalamnya. menendang-nendang dinding perut ibunya yang baru saja dijolok batang keras sepanjang 6 inci.

mungkin terasa anak dia bergerak, lina mengusap perutnya yang besar, bagaikan membelai penghuni yang beradu di dalam perut 9 bulannya. pada masa yang sama, lina turut mencapai kotek ku lalu mengurut dan menggosokkan pelirku pada perutnya yang buncit.

"haaahh... besarnya perut ni.." kata ku pada lina, sambil memegang perutnya.

"sayaaang..." lina memanggil ku dengan nada manja.

"ya sayang.." aku membalas, tapi mata ku masih tertumpu pada perut buncitnya... "ada apa?"

lina tersenyum tapi tiada sebarang jawapan diberikan. tiba-tiba dia bangkit, menggagahkan diri mengangkat perutnya yang besar. aku yang sedang menghayati kekerasan kebulatan perutnya terpaksa ke belakang sedikit untuk memberi ruang kepadanya.

"emmm, baring sayang. boleh?" kata lina. serta merta aku faham maksudnya. tiba giliran aku pula untuk berada di bawah dengan baring terlentang. kotek aku terjuntai tinggi bagaikan tiang bendera. lina memegang batang ku, mengurut-urut, kemudian mengoral lagi batang ku...

"uuUhh.. sedap sayang! Aahh, uhhhh sedapnya sayang hisap!" sambil mengerang aku perhatikan aksi lina cuba mengulum kotek aku... dalam kedudukan seperti merangkak, kepala lina turun naik memasukkan kotek ku ke dalam anak tekaknya. mata ku tertumpu pada tetek dan perut lina... tergantung berayun... perut lina membulat besar macam perut lembu.

"chup.. sluuurrp... chup...chup" lina mengoral dengan begitu rakus sekali. setelah puas mengoral, lina mula merangkak naik ke atas ku, lalu menggesel dan menekan pelirku dengan perutnya yang tergantung... akibat tak

tertahan melihat rangsangan perut lina, air mani ku terkeluar sedikit dari tangki benih ku..

Creet! creet! aku cuba menahan kemutan, namun lelehan mani ku tetap terkeluar sehingga terbasah sedikit perut lina.

"eh? dah terkeluar dah?" kata lina sedikit terkejut...

"takpe.." kata ku. "boleh lagi sayang... i ada banyak lagi nak bagi kat baby you!"

lina tersenyum kemudian meneruskan aksinya merangkak di atas aku. apabila kotek aku sudah melepasi lintasan perut lina yang tergantung besar, aku dapat merasakan ketibaan puk* lina yang bakal di daratkan pada kemaluan aku..sambil memegang kotek ku, lina perlahan-lahan melabuhkan punggungnya.. kepala kotek ku digosok pada pintu peranakkan lina.. pukinya masih lagi basah dengan air nikmat..begitu mudah kepala kotek ku menebuk masuk ke dalam pukinya.akhirnya seluruh kotek sudah bertakhta di dalam cipapnya.tangan lina bertahan pada dadaku, perutnya pula

membujur menghampiri dadaku. betapa boyotnya perut lina ni...aku pegang perutnya yang cukup besar itu, aku ramas-ramas sekali teteknya yang penuh susu..aku sapukan mani ku yang terpancut tadi ke seluruh perutnya. sambil

itu aku perhatikan lina. dia masih lagi menghayati kedalamn syahwat yang aku berikut. matanya masih terkatup rapat. nafasnya kencang, macam sedang menahan kesedapan yang teramat sangat pada cipapnya.

"huuhh... huuuh.. sedapnya sayang... huhhh" lina merintih... "aahh tak tahan la sayaaaang.." sambungnya lagi.

kemudian, lina memulakan dayungannya.biasa lina akan mencangkuk kemudian berhenjut atas batang ku yang tinggi

menegak tapi sejak masuk 9 bulan ni, dia dah tidak berapa larat untuk mengangkat perutnya lagi. walaupun kotek aku tak rasa pergerakkan keluar masuk seperti posisi biasa, asalkan dia dapat memuaskan lina itu sudah cukup bagi aku. yang penting, aku dapat saksikan pergerakkan perut lina yang amat besar itu. itu yang membangkitkan berahi aku ke tahap yang lebih menghairahkan. masa lina sedang asyik mendayung mencari kepuasan nafsu, tetek dan perut besarnya aku ramas sepuas yang mungkin... semakin tinggi nafsu berahi lina, semakin laju dia mendayung sehingga perutnya yang membujur jauh ke depan bergegar-gegar. sekali lagi kegeraman ku memuncak. aku angkat pinggul ku tinggi sikit, mendalamkan lagi tujahan batangku ke dalam lubang nikmat lina.

"AAAHHH! AHHH! AHHHH! SAYANG! SEDAPNYA!" lina mengerang kuat, tatkala menerima tujahan tinggi dari penis ku. lina

melajukan lagi gerakan mendayung tubuh saratnya.

"HUH! HUH! HUH! AAaaaaHH! SSSSssedapnya! HUH! HUH! HUH!" lina mengerang serentak dengan hejutan pinggulku di bawah pukinya. aku memimpin tangannya, mudah untuk dia berpaut untuk menggerak dan mengangkat perutnya agar mudah dia nak merasa kotek aku keluar masuk cipapnya yang enak. kini aku dah boleh dengar pinggul aku dan lina berlaga. lina kini tidak lagi mendayung, tapi dia dah mula berhenjut-henjut di atas ku.. henjutan lajunya menyebabkan tetek bersusu dan perut besar 39 minggunya bergegar. kemutan dan urutan cip*p lina cukup hebat.. teringin kau hendak memegang perutnya namun genggaman tangan lina cukup kuat.

Beberapa minit setelah lina berhenjut di atas aku, dengan kotek ku masih digenggam cipapnya, lina mengubah pula

kedudukan kakinya seperti mencangkung. tangannya pula bertapak pada dadaku..

"Huh, huh, sayang.." kata ku, sedikit tercungap sebab menahan nikmat puk* lina dan bebanan tubuhnya yang dah sarat.

"boleh ke you buat mcm ni? huh, huh..tak berat ke?" tanya ku pula, sedikit khuatir dengan keadaan lina.

"Huhh, huhh, huhh... bolehh... sedaap" nada balas katanya penuh dengan perasaan berahi. dia kemudian membetulkan kedudukannya.. perutnya yang menonjol jauh ke depan tadi kini seperti dikepit oleh kedua-dua kaki lina yang sedang kangkang mencangkung.

"AAAaaaaHHH!!! besarnya perut you!!! BESSARR!" kata ku, cukup kagum dengan kebulatan perutnya. tangan ku mengusap

kandungannya dengan penuh perasan geram.

"ahhh, ahhh, i suka kotek you!! besar! ahh..." lina membalas. kali ni dia sudah bersedia untuk menaikkan tubuhnya untuk mengerjakan kotek ku yang menyondol dalam ke kemaluan lina dari bawah. aku letakkan tangan ku di bawah punggungnya yang gebu, secara tidak langsung membantu lina mengangkat bebanan perut 9 bulan yang dibawanya.kemudian, lina mula berhenjut.. nikmatnya tidak terkata, sehinggakan aku terpaksa menahan hentakan pinggul lina. hentakannya yang laju di tambah pula dengan bebanan perut lina yang teramat besar membuat aku merasa sedikit senak. namun nikmat merasai dan melihat perempuan mengandung 9 bulan berhenjut-henjut di atas aku jauh mengatasi segalanya. cengkaman dan gerakan puk* lina mengurut pelirku, diiringi dengan perut 48 incinya yang bergegar rancak menyebabkan aku turut bersama lina, mengerang kuat dengan penuh nikmat!!

selama 5 minit "pertarungan" aku dan lina berlangsung, akhirnya testis ku mula tidak dapat menampung lagi air

mani yang dah terkumpul lama.. lina juga bagaikan hendak klimaks. matanya terbuka luas, mulutnya ternganga tetapi

tidak ada suara yang terkeluar. tak lama lepas tu, aku terasa cengkaman puk* lina semakin kuat, disusuli dengan

lelehan air mazi lina yang meleleh keluar dengan banyak sekali. akhirnya henjutan rancak lina berhenti.

"AaaAARGHH!" lina ngerang pendek tapi kuat lina mengakhiri henjutannya.tangannya mencengkam kuat dadaku. sah, lina sudah pun klimaks. nafas lina tercungap-cungap aku juga dapat merasakan ketegangan pada perutnya... kesian

budak dalam tu, mesti terasa tekanan perut ibunya yang besar. kemudian, dengan perlahan-lahan dan tangan di bawah

perut besarnya, lina cuba mengangkat tubuhnya. kesian pula aku tengok lina... perutnya dah la besar, larat lagi

dia berhenjut nak nikmati kesedapan seks. aku pun tolong angkat punggungnya. nampak gaya aku tak dapat pancut

jadi klimaks aku tak kesampaian pula. ikut hati aku nak saja teruskan henjutan aku sampai pancut aku tak sampai

hati nak dia terima lagi henjutan aku. besar sangat perut dia.
mungkin sebab dah penat, sebaik saja kotek aku keluar lina terus terbaring di tengah-tengah kaki ku yang terlentang. nafasnya kuat sehingga dada dan perutnya yang menggunung tinggi bagaikan berombak. tangannya meraba-raba bahagian bawah perutnya. mata lina pula tertutup rapat. tapi raut wajahnya seperti menahan kesakitan. disebabkan risau tengok keadaan lina aku bingkas bangun, lalu memegang bawah perutnya. keras, seperti menegang, tapi masih terasa anak dalam perutnya menendang. aku turut mengusap dan mencium perutnya..

"sayang. sayang ok?" tanya ku. "sakit perut ke?"

"uhhh.. mcm cramp and tegang sikit ar bawah perut i ni.." kata lina.. dia menepuk bahagian bawah perutnya, tempat yang dia kata tegang sikit. aku memegang dan mengusap bawah perut lina...sekali lagi aku berikan ciuman pada perut lina, di bahagian bawah berhampiran tempat lina bakal meneran keluar anaknya. masih basah dibasahi air berahi...

"sayaang..." lina menyebut nama ku.. nafasnya masih kencang tapi tak sekencang tadi.. "sayang tak nak pancut ke?" tanyanya lagi..

aku cuma merenung perutnya.. bulat dan besar. tangan aku masih lagi mengusap-usap perutnya. lina turut serta mengikuti usapan ku.. kami sama-sama merenung perut besar yang mungkin akan kempis tak lama lagi.

"i nak pancut..." aku mula bersuara tapi berhenti seketika...aku nak menghayati lagi kebesaran perut lina. "i nak pancut dalam, tapi tak sampai hati la tengok you menahan tadi... macam sakit je.."

"tak sakit sayang, cuma macam tegang je... tapi sedap sayang. sedap sangat you buat.." sambung lina.. jelas kepuasan jelas terpampang pada wajah lina. aku mula rasa bangga dengan prestasi aku.

"tapi i tak sampai hati la.. takut terberanak je you nanti.. i pancut kat perut you aje la k?" aku berikan alasan ku. aku memang tak sampai hati benarnya. aku mula memerah-merah kotek ku yang dah lembik sikit, kemudian menghalakan kepala batang ku ke atas perut lina sedang yang membusung tinggi. aku sudah bersedia hendak melepaskan benih ku di atas perutnya. tapi tiba-tiba lina menahan urutan batinku pada kotek sendiri...

"sayang i tau baby i dah nak keluar ni.. tapi i tak tau bila.. mungkin kejap lagi, esok, lusa.. entah la.." jelas lina.. dia merenung perutnya, kemudian membelai bayinya dari luar..

"kalau tak sekarang, bila lagi you nak pancut dalam i sayang? " lina kata lagi. "selagi i boleh terima pancutan

you lagi, sayang pancut la kat dalam k? nanti i pantang lama nanti.." kali ni lina betul-betul pujuk aku masuk.

aku berfikir sejenak. betul juga katanya.. selagi ada peluang baik aku pancut puas-puas dalamnya. serta-merta

kotek aku mengeras semula penuh tenaga.

"hehehe.. dah besar balik? nak masuk?" lina berkata dengan senyuman cukup sinis melihat pelirku kembali gagah.

aku hanya mampu membalas dengan senyuman. aku dah yakin semula untuk memasukkan kotek ku ke dalam cip*p lina kemudian melepaskan mani ku di dalamnya.sebagai persediaan, aku ambil 2 buah bantal untuk lina baring menyandar. aku nak pastikan lina selesa menerima tujahan pancut aku. setelah itu, aku mula mengangkat kaki lina, lalu membuka kangkang seluas-luasnya, posisi macam nak beranak. aku kemudian menggentel cipapnya.. basah lagi!

"eEmmm.. masuk lah sayang... basah lagi tu.." ajak lina...

mendengar ajakan lina, aku segera menghampirkan kotek aku pada pintu syahwatnya dan berhenti di situ seketika.

"lina..." panggil ku.

"ya sayang.." lina membalas manja, kedua-dua tangannya dah memegang bawah perut. seperti bersedia nak terima sondolan kotek ku.

"kalau you terberanak pas ni mcm mana? you ok kan?" aku bertanya pada lina untuk mendapatkan kepastian.

lina tersenyum sambil tangannya menepuk perutnya yang besar.

"sayang, i memang dah nak terberanak dah ni sayang.. tunggu masa saja... kalau dia nak keluar, keluar la sayang.." jelas lina. senyuman diwajahnya cukup comel. tangannya erat memegang sisi perutnya. bila mendengar penjelasan lina, aku terasa terharu dengan 'pengorbanannya' semata-mata nak puaskan aku. kini aku dah yakin semula untuk menyondol lina pada pukinya, tiada lagi kerisauan dia akan terberanak.

"sayang i henjut pancut je k?" tanya ku lagi. aku bercadang nak henjut untuk pancut saja. tak perlu lagi lina menahan sondolan ku lama-lama sampai kejang bawah perutnya yang sangat besar.

"pancut je sayang... tak payah tahan.." kata lina.

"thanks sayang, i love you!" aku cukup gembira mendengar kata lina. aku terus menghadiahkan ciuman pada bibirnya yang kecik comel.

"i love you too sayang," lina membalas sayangku dengan wajah yang manja.

selepas memberikan ciuman aku terus mengambil posisi henjut di kangkang lina. aku geselan kepala kotek ku yang keras menegang di mulut cip*p lina, untuk merangsang penghasilan air mazinya. tak berapa lama kemudian, cip*p lina mula basah, menandakan ia sudah bersedia menerima sondolan kotek ku.. aku terus perlahan-lahan menolak kotek ku ke dalam sehingga seluruh kotek ku tidak lagi kelihatan.

"Uuuhh.." lina mengerang menerima kedatangan pelirku. aku perbetulkan kedudukan aku pada kangkang lina.kaki lina

dah mula mengepit badan ku. tangan aku pula memegang sisi perutnya yang menggeramkan. lina pula memegang tangan

ku..kini aku dan lina dah bersedia untuk membuat tujahan penutup kepada aktiviti seks kami malam ni.. aku dan

lina berpandangan, dengan wajah penuh berahi dan nafsu. lina menguatkan kepitan kakinya pada badan ku..

"huh, huh... pancut sayang.. huh cepat... i tak tahan ni.. huh.." kata lina. aku cuma mengangguk mendengar. tanpa

menunggu lagi, aku memulakan aksi tarik dan tolakan kotek ku. aku terus rancak berhenjut dengan mengemutkan kotek

ku tanpa mengawal untuk menahan nikmat yang diberikan oleh cip*p lina. aku tak mahu lina menunggu lama terima

pancutan mani ku. puk* lina turut kuat mengemut, seperti nak memerah keluar mani ku cepat-cepat.

ingatkan aku akan pancut segera, tapi aku mengambil masa sekurang-kurangnya 10 minit untuk mengumpulkan mani aku! lina dah berpanjangan mengerang dan menjerit suruh aku pancut segera!!

"UHHH! UHHH! UHHH! UHHH! PANCUT SAYANG! UHHH! UHHH! CEPAT! TAK TAHAN SAYANG!! TAK TAAAHHHAAAAN UUUUUHHHH!!" lina
mengerang kuat penuh kesedapan! tangannya menarik-narik cadar katil sehingga terlepas dari ikatannya. ternyata,
lina kini sudah tak tertahan menerima sondolan aku lagi.

"UHH! HAAAH! HAAH! DAH NAK KELUAR SAYANG!! TAHAN SAYANG! TAHAN! AAHH! AHH! AAHH" aku turut membalas dengan

jeritan yang hebat.masa tu aku dah rasakan mani aku dah mengalir ke kepala kotek aku. aku menunduk sikit, tapi

tak menghempap perut lina yang besar. lalu mendalamkan lagi henjutan. aku dah bersedia nak pancut.

"SAYANG! SAYANG! SEDAP!! SEDAP! AAAARRRGH!!" lina menjerit nikmat. dia cuba hendak bangun. tapi perutnya terlalu

besar. dan aku pula sedang menunduk dan memeluk tubuh lina di atas perutnya. kepitan kakinya semakin kuat. tangan

lina kini menggenggam kepala katil dengan begitu kuat sekali.

"HUHH! SAYANG! SAYANG! ARRRGGH!" aku menekan kotek ku ke dalam. aku terasa mani nak keluar. setibanya ke dasar puki lina, aku berhenti berhenjut. kemudian....

CREEEEEEETTT!!

aku melepaskan pancutan pertama. aku sondol lagi.

CREEETT!! pancutan kedua.

"AAAAAAAAGGGGHHHHHH!!!" jeritan lina mula kedengaran. aku menyondol lagi!!

CREEEET!! CREEET! CREEET!! CRET!

"AAAAHHH!!! UUHHHHH!! SAYANG!!!" lagi sekali lina menjerit nikmat. tapi aku dapat merasakan cengkaman tubuhnya

semakin lemah.. aku bagi sondolan terakhir ku...

CREET!! CREET!! .....

akhirnya mani ku habis dipancut ke dalam lubang beranak lina... penat dan nikmatnya tidak terkata. setelah

menerima pancutan terakhir, lina terus terkulai.. nafasnya kencang.. perutnya yang besar turun naik mengikut

alunan pernafasannya yang kuat.aku tarik keluar kotek ku, kemudian terus terbaring mengiring di sisi lina. tangan ku memegang perutnya yang

masih bergerak-gerak. aku rasa macam ok lagi. keras, bulat dan besar... tapi lina bagaikan terlalu penat. tapi
kemudian dia memeluk aku. dalam keadaan mengiring, perut aku dan lina masing-masing bertemu.

"huhh... sedap sangat sayang... thanks sayang... uhhhh... huhhhh.. huhhh... i love you..." kata lina dalam nada lemah dan penat tapi puas..aku menjawab apa-apa, cuma satu kucupan aku berikan pada dahinya. perutnya aku usap. aku dapat rasakan ketegangan, tapi aku rasa takde apa-apa. lagi pun lina tak kata apa-apa mengenai perutnya. lina memeluk ku erat. aku pula terpaksa mengubah sedikit cara aku baring, bagi ruang sikit pada perut lina yang terlalu besar... akhirnya aku dan lina terlena kepenatan.

adakah lina akan terberanak? tak tahu lah.. aku terlalu penat hendak memikirkannya.

Tamat