Senin, 19 Mei 2014

MAMI IMEL DAN REVI YANG KESEPIAN


Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun. Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ‘Adik kecil’ saya bangun, bagaimana tidak.., ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.

Eh.., nggak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang, “Om, mau main bola sama Grisa gak?”
“Eh.., mmh.., boleh.., kamu sama kakakmu ya?” tanya saya gugup.
“Iya.., itu Kakak!” katanya sambil menunjuk kakaknya.

Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revi, dan juga, dia baru kelas 2 SMP.

“Mmh, Revi cuma berdua sama Grisa?” tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana.
“Nggak Om, kami sama Mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!” kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country Club.
“Ooo.., sama Maminya, toh” kata saya.
“Papi kamu ndak ikut Rev?”
“Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa.., jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagii bener” katanya lucu.

Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama Maminya.

“Mmh, Mami kamu bawa mobil Rev? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak? Sekalian Om kenalan sama Mami kamu, boleh kan?”
“Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.”
“O, .. Ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan? Nanti pulangnya Om anterin”.
Tapi yang menjawab si kecil Grisa, “Boleh.., Om boleh ikut..”

Sekitar 1/2 jam kami mengobrol, Mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih.., pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan, dan Mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya.

Nama Mami mereka Imel, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya.., 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah.., kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.

Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Imel dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.

“Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana?”, tanya saya.
“Anu Mas.., dia kontraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,” jawab Imel ogah-ogahan.
“Iya Om, jangan nanya-nanya Papi. Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,” timpal Revi, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama Maminya.
Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget, “Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener Mas, aku nggak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.
“Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi..”, kata saya sambil tersenyum.
“Eh Iya.., Mas Vito mau minum apa?” tanya Imel sembari bangkit dari sofa, “Kopi mau?”
“Eh.., iya deh boleh..” jawab saya.
Tak lama kemudian Imel datang sambil membawa 2 cangkir kopi, “Ini kopinya..”, katanya sambil tersenyum.

Revi yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, “Om, malem ini nginep di sini mau ya? bolehkan Mam?”. Imel yang ditanya, menjawab dengan gugup, “Eh.., mmh.., boleh-boleh aja.., tapi emangnya Om Vito mau?”
Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, “Yah.., mau sih..”,

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam 1/2 12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan berkata, “Mas Vito, aku mau ganti baju tidur dulu ya?”

“Eh, iya..”, jawab saya.
“Kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah?”
“Mmh, belom ngantuk..”, jawabnya lucu.

Tak lama kemudian, Imel datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat Maminya memakai baju se-sexy itu.

“Ya ampun.., Mami.., bajunya itu lho, gak sopan banget.”
“Gak papa Rev’, Mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,” kata Imel sambil tersenyum ke arah saya.
“Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih?”. Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tidak bisa bicara apa-apa lagi.
“Rev’ kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah.., Mami masih mau ngobrol sama Om Vito.., sana tidur!” kata Imel.
Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong, “Iya, Rev’ besok telat masuk sekolahnya.., kamu tidur duluan sana.”
Revi sepertinya kesal sekali di suruh tidur, “Aaahh.., Mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok..”, tapi dia masuk juga ke kamarnya.

Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan agresi militer.

“Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih? kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari.., kamu ndak takut apa kalo’ aku apa-apain?”
“Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,” kata Imel dengan mimik muka sedih.
“Berarti suamimu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis.., wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,” kata saya bercanda.
“Dan lagi kamu punya ‘itu’ mengkel banget..”, Si Imel menatap saya dengan wajah lugu.
“Itu apa Mas?”
“Mmh, boleh aku jujur tidak?”
“Boleh.., ngomong aja”
“Anu.., payudaramu itu lho.., mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo ‘anu’mu pasti seukuran satu sendok makan” kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.
“Ooo.., ini,” kata Imel sambil memegang buah dadanya sendiri.
“Mas Vito mau? terus apaku yang seukuran..”
Belum selesai Imel berbicara, Langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, “Ini.. Mu.., buka dong bajumu!” kata saya asal.

Imel yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Imel dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.

“Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya..”, kata Imel tanpa memberi saya kesempatan bicara,

Imel langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si ‘Adik’ dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.

Imel saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, ‘Veggy’nya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya.

Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar hebat sekali.., dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan.

Saya tanya, “Mel, aku mau keluar.., dimana nih?”
Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling ke arah saya, “Di dalam aja Mas! biar lengkap”.
Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan Lengket.

Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati ‘Mr. Penny’ saya. Hisapan Imel tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala ‘Mr. Penny’ saya. Sekitar 5 menit, Imel menikmati si ‘vladimir’, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun.

“Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,” katanya.
“Aku mau nyuci ‘ini’ dulu,” sambil dia mengelus vaginanya sendiri.
“Ya.., jangan lama-lama..”, kata saya.

Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar.., dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.

“Loh, Rev.. Kamu belum tidur?” tanya saya setengah panik.
“Belum.” Jawabnya singkat.

Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi ‘Mr. Penny’ saya dengan bantal sofa.

“Om, tadi ngapain sama Mami?” tanyanya lagi.
“Eh.., anu.., Om sama Mami lagi..” belum selesai saya menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.

Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih..), Imel berkata, “Rev kamu ngapain, kok belum tidur?”
Revi berpaling menghadap Maminya, “Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito?”

Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping saya, dan Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.

“Revi, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,” kata saya sambil melirik Imel yang terlihat sudah agak santai.
“Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.”
Revi terlihat sedikit bingung, “Hal itu hal apa Om?”
Di sini, Imel mencoba menjelaskan, “Rev, Mami jangan disalahin ya.., Revi sayang Mami kan?”
Revi tersenyum, “Iyalah, mi. Revi saayyaang banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain?”
Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang cukup besar, “Om Vito sama Mami lagi making love, kamu tahu artinya kan?”
“Mmh.., iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om.., Revi mau lihat,” jawab Revi.

Wah.., kaget sekali mendengar Revi bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel mengangguk mengerti.

“Revi beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love?” tanya Imel.
Revi menjawab dengan polos, “Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi juga mau diajarin.., biar bisa”.

Saya beneran seperti ketiban durian runtuh, “Mmhh, tanya Mami ya?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin.., Om sih mau aja ngajarin.”
Revi merajuk, merayu Maminya, “Mi, boleh ya?”
Imel ragu-ragu menjawab, “Kamu lihat aja dulu deh ya?!”
Sambil tersenyum Revi menjawab, “Iya deh..” senang sekali ia.

Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya ‘memamerkan’ batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Imel saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk duduk mendekat disamping saya.

“Lihat Rev, Mami seneng banget kan?” kata saya. Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati ‘Mr. Penny’ saya.
“Revi sudah pernah ciuman belom?” tanya saya.
“Belum Om.”
“Mau Om ajarin ndak?” tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.
“Mau!” jawabnya singkat.
“Ya sudah.., Revi ikutin Om aja ya.., apa yang Om Vito lakukan, diikutin ya?!”

Belum sempat Revi menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan. Imel terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada

Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda.

“Revi menurut aja ya sama Om Vito “kata Imel. Sementara saya meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi untuk menggenggam batang ‘Mr. Penny’ saya.
“Rev, sekarang kamu jongkok disini ya” kata Imel.
“Kamu hisap ‘Mr. Penny’nya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas” Imel tersenyum sayang kepada Revi.
“Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan?”
Revi menjawab singkat, “Bisa, Mam”

Saya mengarahkan si ‘Adik’ ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam.

“Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya!” Revi tersenyum.

Imel memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan instruksi. Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja ‘Veggy’ muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Imel menyuruh Revi istirahat.

Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa berbasa-basi, Imel langsung menduduki ‘Mr. Penny’ saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai ‘Mr. Penny’ saya, saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Imel masih menduduki si ‘Adik’, kali ini dia membelakangi saya. Revi yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya.

Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi ‘Veggy’nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke ‘Veggy’nya dan direspon Dengan gerakan yang sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan. Saya mulai serius menanggapi Imel.

Revi saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si ‘vladimir’, Revi saya suruh menjilatinya.

“Mmmhh.., Om.. Kok asin sih rasanya?” protes Revi.
Imel sambil terengah-engah menjawab, “Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan? Mami bagi dong?!”

Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati ‘Mr. Penny’ saya. Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat Ibu dan tantenya berebutan ‘Mr. Penny’ dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan anaknya, Revi, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala Ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.

Minggu, 18 Mei 2014

ISTRI KEPALA DINAS

Perkenalkanlah namaku Galaxy. Aku adalah seorang teknisi parabola, dan bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang penjualan antena parabola yang tentu saja membutuhkan teknisi untuk melayani pemasangan dan perbaikan parabola. Di perusahaan ini walau bukan paling senior tetapi aku tergolong paling terampil dan cekatan, hingga jika pimpinan dapat pekerjaan besar, aku yang jadi andalannya.

Suatu hari aku mendapat tugas untuk memasang antena parabola di rumah kepala dinas sebuah bank pemerintah. Dengan dibantu 2 orang asisten yakni Edo dan Salim, aku berangkat ke alamat tujuan sambil menenteng segala peralatan. Waktu itu aku diantar sopir kemudian setelah sampai di tujuan, kami bertiga diturunkan berikut segala barang dan peralatannya. Di rumah dinas yang terkesan asri karena dipenuhi pohon mangga, kami diterima oleh satpam yang kemudian setelah mengadakan kontak lewat intercom diberi ijin masuk.

Seorang wanita muda berumur sekitar 25 tahun dengan berbusana daster biru malam, sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus menyambut kami. Sekejap aku terpesona melihat kecantikan wajahnya, bibir dan hidungnya luar biasa indahnya.

“Selamat pagi, Mbak…., kami yang mau memasang parabola pesanan bapak kepala”.

“Ohh, iya silakan masuk saja Mas.., tapi bapak masih dinas, dan kebetulan rumah lagi sepi jadi terserah Mas saja masangnya”.

Tanpa basa basi lagi aku segera memerintahkan asistenku untuk segera mulai bekerja, dengan harapan bisa berkenalan tanpa gangguan, siapa tahu nasibku sedang mujur. Dari perkenalan, wanita tersebut bernama Asni dan adalah istri kepala dinas, tepatnya istri kedua, yang duda karena ditinggal mati. Semula kuduga dia adalah anaknya, tapi ternyata ibu dari 2 anak tiri yang umurnya sebayanya. Kedua anak-tirinya wanita dan cantik-cantik, terlihat dari foto besar yang terpajang di ruang keluarga.

Sementara kedua asistenku sedang merakit parabola, aku asyik menerangkan aneka macam seputar parabola, mulai dari acara siaran sampai cara merawat parabola. Kelihatan Mbak Asni juga antusias mendengarnya, padahal aku cuma asal bicara agar bisa berlama-lama dekat dengan Mbak Asni sambil terus membayangkan besarnya payudara yang mengembung besar di balik dasternya. Mbak Asni duduk persis di depanku, hingga waktu aku memberi keterangan sambil membuat tulisan di meja, dia terpaksa menunduk untuk ikut membacanya, dan karena krah dasternya longgar sekali maka otomatis semua isi di dalamnya jadi ternganga lebar, jantungku seketika bergetar-getar tak menentu saat menyaksikannya. Batang kemaluanku mendadak beringas laksana torpedo hendak meluncur. Aku tak tahu apa Mbak Asni tahu kalau aku jadi keterusan nulis-nulis sambil sesekali melirik ke balik dasternya. Tampaknya dia cuek saja sambil mendengar penjelasanku.

“Diminum dulu Mas…, tehnya, mumpung masih hangat!”, katanya sambil tersenyum manis setengah menggoda. Akupun jadi salah tingkah dan mengiyakannya. Tehnya memang hangat dan segera menyegarkan otakku kembali. Daripada pusing memikirkan cara untuk menggapai gunung kembar, aku minta diri untuk mengawasi pekerjaan asisten.

Tak terasa hari telah menjelang sore ketika pekerjaan selesai. Terlihat Mak Asni tengah bersiap untuk mandi. Pikiran kotor langsung menyergap, dan tak kuasa aku menolaknya. Membayangkan kala tangannya mengusap lembut seluruh tubuhnya, lalu dadanya, lalu perutnya, lalu anunya, lalu…, wow, Mbak Asni tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi. Ketika pintu kamar mandi telah tertutup aku jadi merasa kehilangan.

Dengan reflek aku memberi kode dengan jari telunjuk berdiri di depan mulut pada kedua asistenku. Keduanya malah cengengesan. Tanpa komando, kami kompak menggotong sebuah kursi tinggi agar bisa mengintip lewat lubang angin di atas pintu. Aku langsung saja merebut kesempatan pertama untuk menaiki kursi, dan karena besarnya lubang angin maka seluruh isi kamar mandi jadi terlihat.

Mbak Asni tampak mulai mengangkat ujung dasternya ke atas hingga melampaui kepalanya. Tubuhnya tinggal terbalut celana dalam warna coklat dan BH, itupun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya. Dadaku terasa mau pecah saking menahan napas. Luar biasa keindahan ciptaan Tuhan yang satu ini. Tetapi aku terkejut dengan caranya mandi, tanpa diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun cair, lalu tangannya meremasi kedua payudaranya dan berputar-putar di ujungnya. Batang kemaluanku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar. Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Mbak Asni meneruskan permainannya ke bawah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging seperti orang kepedasan cabe. Tak sadar tanganku ikut memijiti batang kemaluanku sendiri. Sayang kedua asistenkupun minta giliran jatah tontonan gratis yang aduhai. Merekapun jadi seperti terkena tegangan tinggi, celana kombornya tak mampu menyembunyikan batang yang mencuat kencang.

“Ayo, Mass…, masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya tidak terkunci kok!”, tiba-tiba terdengar seruan lembut bernada ajakan. Tetapi terus terang kelembutan itu membuat kami hampir pingsan dan amat sangat mengejutkan. Kami serentak saling berpandangan kebingungan.

“Maaf yah Mbak…, kami tidak sengaja kurang ajar”.. Aku menjawab sambil mengambil inisiatif pelan-pelan memutar handel pintu kamar mandi yang memang benar tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, kami bertiga seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Mbak Asni tersenyum manis sekali dan tanpa canggung melambaikan tangannya agar kami lebih mendekatinya. Wah tentu saja kami tak perlu mendengar suara ulangan lagi, serempak kami bertiga mengerubuti sang dewi.

Dengan posisi duduk di atas bak mandi Mbak Asni menyuruh kami mandi dahulu agar bau keringat kami lenyap. Aku, Edo, dan Salim segera melepas semua pakaian masing-masing, dan seperti anak kecil berebutan mandi di bawah siraman shower. Tanpa rasa malu kami bertiga telanjang bulat di hadapan Mbak Asni. Batang kemaluan kami sudah pada posisi maksimal, mengacung-acung keras minta perhatian. Mbak Asnipun kegelian melihat tingkah kami bertiga. Lalu Mbak Asni memandikan kami satu per satu. Batang kemaluanku yang terlihat paling besar, berdenyut-denyut kala tangan Mbak Asni mengelusinya dengan sabun. Ah, nikmat sekali apalagi begitu tangannya bergerak maju mundur, segera kuraih gunung impianku yang telah nyata di depan hidung dan meremasinya sambil mulut kami saling berpagutan. Sementara Edo dan Salim tidak mau ketinggalan, mereka memang tim yang kompak. Tangan Edo menggerayangi selangkangan Mbak Asni yang nyaris tertutup seluruhnya oleh bulu ikal yang lebat. Sedang Salim kebagian pekerjaan menjilati pantat Mbak Asni,
kelihatan Mbak Asni keenakan sekali ketika ujung lidah Salim menjongkel-jongkel lubang anusnya. Tangan Mbak Asnipun dengan adil bergantian meremas dan mengocok batang kemaluan kami, yang tentu saja membuat kami semua mengerang kenikmatan.

Mungkin karena kurang leluasa dengan posisi berdiri, Mbak Asni mengajak kami bertiga segera menyudahi acara mandi bersama. Dan mengajak pindah lokasi ke kamar tidur. Salim yang anak keturunan Arab telentang di atas kasur, batangnya yang sangat panjang menegang ke atas persis seperti orang punya ekor. Mbak Asni tanpa ragu-ragu segera mengangkanginya dan menyodorkan vaginanya. Salim kegirangan segera menjilatinya dengan rakus sampai berbunyi cipak-cipuk. Mbak Asnipun keenakan sambil menyosor-nyosorkan vaginanya ke mulut Salim agar lidah Salim lebih masuk ke dalamnya. Tanpak Salim semakin gigih menyedoti cairan vagina Mbak Asni. Sedang Edo yang tak tahan menunggu lalu menyodorkan batangnya yang bulat hitam ke mulut Mbak Asni. Mulut Mbak Asni tampak menganga menyambut kehadirannya. Lidahnya berputar-putar mengulum batang Edo, lalu memainkannya maju mundur. Terang saja Edo melenguh-lenguh merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Aku tak habis berpikir menyaksikan istri seorang pejabat terhormat dengan ganas mengerang-erang menikmati pelayanan kami. Barangkali suaminya memang sudah tua atau impoten, hingga tidak menyia-nyiakan kehadiran kami. Padahal menurutku Mbak Asni cantik sekali, hidungnya mancung, bibirnya agak tebal, sensual sekali. Dan badannya padat berisi apalagi kala kuremas-remas payudaranya jelas seperti gadis perawan. Membuatku gemas sekali menyedoti ujung puting susunya. Lidahku mengais-ngais agak ngawur ke sana ke sini. Tapi semakin ngawur semakin membuat Mbak Asni bersemangat mengocok batang Edo dengan mulutnya. Dan akhirnya Edo tampak kewalahan menahan permainan Mbak Asni. Tangannya mencengkeram kepala Mbak Asni sambil mendorong ke arah selangkangannya. Hingga batangnya habis tertelan mulut Mbak Asni, lalu “Cret…, cret…, crettt”, Batang Edo menyemburkan maninya, Mbak Asnipun tidak merasa jijik atau bagaimana segera menelan habis mani Edo, sambil lidahnya terus menjilati ujung batang Edo. Karuan saja Edo kegelian dan terus memuntahkan “lahar” hingga loyo.

Aku segera membalik badan Mbak Asni lalu kedua kakinya buru-buru kuangkat ke atas. Vaginanya kelihatan terbuka kemerahan walau dirimbuni bulu yang sangat lebat. Lalu…, “Blesss”, sekali tancap batangku amblas ke dalamnya. Karena batangku sudah berdenyut-denyut dari tadi maka seperti orang kesetanan aku mengayunkan pinggangku maju mundur. Mata Mbak Asni membelalak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Dari liang kewanitaannya mengalir cairan lendir banyak sekali. Akibatnya goyanganku menimbulkan suara gaduh. Mbak Asni mengerang-erang kala aku menyemburkan air maniku.Banyak sekali keluarnya, maklum lagi bernapsu besar.

Salim segera menggantikan posisiku, dan langsung memompa vagina Mbak Asni. Aduh, tak terbayangkan kenikmatan yang dirasakan oleh Mbak Asni. Mukanya tampak bahagia sekali. Pinggulnya menghentak-hentak mengikuti gerakan Salim. Apalagi batang Salim yang sangat panjang membuat Mbak Asni kelojotan kala batang itu mengayun tandas ke dalam. Sambil meremas keras sprei kasur, Mbak Asni kelihatan mencapai klimaks yang entah ke berapa. Sampai Salim pun menggelepar di atas perut Mbak Asni.

TAMAT

Sabtu, 17 Mei 2014

GANASNYA IBU MAJIKANKU


Cerita dewasa dengan tante ini terjadi bersama ibu majikanku yang memang terlihat sangat ganas sekali dan haus sseks sekali. Sebagai laki - laki normal yang hanya pernah mendengar dalam cerita, tentu aku tidak mampu menolak dan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kenyataan inilah yang harus kualami, apalagi ini adalah perintah majikan.

Tanpa berpikir panjang lagi, aku segera menjatuhkan kedua tanganku di atas bukit kembar itu. Mula-mula hanya kusentuh, kuraba dan kuelus-elus saja, tapi lama kelamaan aku mencoba memberanikan diri untuk memegang dan menekan-nekannya. Ternyata nikmat juga rasanya menyentuh benda kenyal dan hangat, apalagi milik majikanku. Ibu majikanku kelihatan juga menikmatinya, terlihat dari nafasnya yang mulai pula tidak teratur.

Desiran mulutnya mulai kedengaran seolah tak mampu menyembunyikannya di depanku. "Auhh...terus Nis, nikmat sayang. Tekan...ayo...teruuuss...aakhh... isap Nis...jilat donk.." itulah erangan ibu majikanku sambil meraih kepalaku danmembawanya ke payudaranya yang kenyal, empuk dan tidak terlalu besar itu.

Aku tentu saja tidak menolaknya, bahkan sangat berkeinginan menikmati pengalaman pertama dalam hidupku ini. Aku segera menjilat-jilat putingnya,mengisap dan kadang sedikit menggigit sambil tetap memegangnya dengan kedua tanganku. Aku tidak tahu kapan ia membuka celananya, tapi yang jelas ketika aku sedikit melepas putingnya dari mulutku dan mengangkat kepala, tiba-tiba kulihat seluruh tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di badannya.

"Ayo Nis, kamu tentu tau apa yang harus kamu perbuat setelah aku bugil begini. Yah khan?"pintanya sambil meraih kedua tanganku dan membawanya ke selangkangannya. Lagi-lagi aku tentu mengikuti kemauannya. Aku mengelus-elus bulu-bulu yang tumbuh agak tipis di atas kedua bibir lubang kemaluannya yang sedikit mulai basah itu.

Aku rasanya tak ingin memindahkan mulutku dari bukit kenyalnya itu, tapi karena ia menarik kepalaku turun ke selangkangannya di mana tanganku bermain-main itu, maka aku dengan senang hati menurutinya.

"Cium donk. Jilat sayang. Kamu ngga jijik khan?" tanyanya.

"Ngga bu'" jawabku singkat, meskipun sebenarnya aku merasa sedikit jijik karena belum pernah melakukan hal seperti itu, tapi aku pernah dengar cerita dari temanku sewaktu di kampung bahwa orang Barat kesukaannya menjilat dan mengisap cairan kemaluan wanita, sehingga akupun ingin mencobanya.

Ternyata benar, kemaluan wanita itu harum dan semakin lama semakin merangsang. Entah perasaan itu juga bisa di temukan pada wanita lain atau hanya pada ibu majikanku karena ia merawat dan menyemprot farfum pada vaginanya.

Pinggul ibu majikanku semakin lama kujilat, semakin cepat goyangannya, bahkan nafasnya semakin cepat keluarnya seolah ia dikejar hantu.

Kali ini aku berinisiatif sendiri menguak dengan lebar kedua pahanya, lalu menatap sejenak bentuk kemaluannya yang mengkilap dan warnanya agak kecoklatan yang di tengahnya tertancap segumpal kecil daging. Indah dan mungil sekali. Aku coba memasukkan lidahku lebih dalam dan menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke kanan, lalu ke atas dan ke bawah.

Pinggul ibu majikanku itu semakin tinggi terangkat dan gerakannya semakin cepat. Aku tidak mampu lagi mengendalikan gejolak nafsuku. Ingin rasanya aku segera menancapkan penisku yang mulai basah ke lubangnya yang sejak tadi basah pula.

Tapi ia belum memberi aba-aba sehingga aku terpaksa menahan sampai ada sinyal dari dia.

"Berhenti sebentar Nis, akan kutunjukkan sesuatu" perintahnya sambil mendorong kepalaku, lalu ia tiba-tiba bangkit dari tidurnya sambil berpegangan pada leher bajuku. Kami duduk berhadapan, lalu ia segera membuka kancing bajuku satu persatu hingga ia lepaskan dari tubuhku. Ibu majikanku itu segera merangkul punggungku dan menjilati seluruh tubuhku yang telanjang. Dari dahi, pipi, hidung, mulut, leher dan perutku sampi ke pusarku, ia menyerangnya dengan mulutnya secara bertubi-tubi sehingga membuatku merasa geli dan semakin terangsang.

"Nis, aku sekalian buka semuanya yach....." pintanya sambil melepaskan sarung dan celana dalamku. Aku hanya mengangguk dan mebiarkannya menjamah seluruh tubuhku.

Sikap dan tindakan ibu majikanku itu membuat aku melupakan segalanya, baik masalah keluargaku, penderitaanku, tujuan utamaku maupun status dan hubunganku dengan majikannya. Yang terpikir hanyalah bagaimana menikmati seluruh tubuh ibu majikanku, termasuk menusuk lubang kemaluannya dengan tongkatku yang sangat tegang itu.

"Bagaimana Nis....? enak yach?" tanyanya ketika ia berhenti sejenak menjilat dan memompa tongkatku dengan mulutnya. Lagi-lagi aku hanya mampu mengangguk untuk mengiyakan pertanyaannya. Ia mengisap dan menggelomoh penisku dengan lahapnya bagaikan ****** makan tulang.

"Aduhhh...akhhh...uuuhhhh...." suara itulah yang mampu kukeluarkan dari mulutku sambil menjambak rambut kepalanya.

"Ayo Nis....cepat masukkan inimu ke lubangku, aku sudah tak mampu menahan nafsuku lagi sayang,," pintanya sambil menghempaskan tubuhnya ke kasur dan tidur terlentang sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya untuk memudahkan penisku masuk ke kemaluannya.

Aku tak berpikir apa- apa lagi dan tak mengambil tindakan lain kecuali segera mengangkangi pinggulnya, lalu secara perlahan menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vaginya yang menganga lagi basah kuyup itu.

Senti demi senti tanpa sedikitpun kesulitan, penisku menyerobot masuk hingga amblas seluruhnya ke lubang kenikmatan ibu majikanku itu. Mula-mula aku gocok, tarik dan dorong keluar masuk secara pelan, namun semakin lama semakin kupercepat gerakannya,sehingga menimbulkan suara aneh seiring dengan gerakan pinggul kami yang seolah bergerak/bergoyang seirama.

"Plag..pliggg....ploggg,,,decak...decikkk..dec ukkk k" Bunyi itulah yang terdengar dari peraduan antara penisku dan lubang vagina ibu majikanku yang diiringi dengan nafas kami yang terputus-putus, tidak teratur dan seolah saling kejar di keheningan malam itu.

Aku yakin tak seorangpun mendengarnya karena semua orang di rumah itu pada tidur nyenyak, apalagi kamar tempat kami bergulat sedikit berjauhan dengan kamar lainnya, bahkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00-12.00 malam.

"Bu...bu.....aku ma..mau..kkk" belum aku selesai berbisik di telinganya, ibu majikanku tiba-tiba tersentak sambil mendorongku, lalu berkata:

"Tunggu dulu. Tahan sebentar sayang" katanya sambil memutar tubuhku sehingga aku terpaksa berada di bawahnya. Ternyata ia mau merubah posisi dan mau mengangkangiku. Setelah ia masukkan kembali penisku ke lubangnya, ia lalu lompat-lompat di atasku sambil sesekali memutar gerakan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Akibatnya suara aneh itu kembali mewarnai gerakan kami malam itu "decik...decakkk..decukkk".

Setelah beberapa menit kemudian ibu majikanku berada di atasku seperti orang yang naik kuda, ia nampaknya kecapean sehingga seluruh badannya menindih badanku dengan menjulurkan lidahnya masuk ke mulutku.

Aku kembali merasakan desakan cairan hangat dari batang kemaluanku seolah mau keluar.

Aku merangkul punggung ibu majikanku dengan erat sekali.

"Akk..aakuuu tak mampu menahan lagi bu'. Aku keluarkan saja bu...yah" Pintaku ketika cairan hangat itu terasa sudah diujung penisku dan tiba-tiba ibu majikanku kembali tersentak dan segera menjatuhkan badannya di sampingku sambil terlentang, lalu meraih kemaluanku dan menggocoknya dengan keras serta mengarahkannya ke atas payudaranya. Cairan hangat yang sejak tadi mendesakku tiba-tiba muncrat ke atas dada dan payudara ibu majikanku. Iapun seolah sangat menikmatinya. Tarikan nafasnya terdengar panjang sekali dan ia seolah sangat lega.

Tindakan ibu majikanku tadi sungguh sangat terkontrol dan terencana. Ia mampu menguasai nafsunya. Maklum ia sangat berpengalaman dalam masalah sex.

Terbukti ketika spermaku sudah sampai di ujung penisku, ia seolah tau dan langsung dicabutnya kemudian ditumpahkan pada tubuhnya. Entah apa maksudnya, tapi kelihatannya ia cukup menikmati.

"Nis,, anggaplah ini hadiah penyambutan dariku. Aku yakin kamu belum pernah menerima hadiah seperti ini sebelumnya. Yah khan?" katanya seolah sangat puas dan bahagia ketika kami saling berdamping dalam posisi tidur terlentang. Setelah berkata demikian, ia lalu memelukku dan mengisap-isap bibirku, lalu berkata:

"Terima kasih yah Nis atas bantuanmu mau memijit tubuhku. Mulai malam ini, Kamu kujadikan suami keduaku, tapi tugasmu hanya menyenangkan aku ketika suamiku tidak ada di rumah. Mau khan?" katanya berbisik.

"Yah,,bu'. Malah aku senang dan berterima kasih pada ibu atas budi baiknya mau menolongku. Terima kasih banyak juga bu'" jawabku penuh bahagia, bahkan rasanya aku mulai sedikit terangsang dibuatnya, tapi aku malu mengatakannya pada ibu majikanku, kecuali jika ia memintanya.

Sejak saat itu, setiap majikan laki-lakiku bermalam di luar kota, aku dan ibu majikanku seperti layaknya suami istri, meskipun hanya berlaku antara jam 21.00 sampai 5.00 subuh saja. Sedang di luar waktu itu, kami seolah mempunyai hubungan antara majikan dan buruh di rumah itu. Aku sangat disayangi oleh seluruh anggota keluarga majikanku karena aku rajin dan patuh terhadap segala perintah majikan, sehingga selain aku diperlakukan layaknya anak atau keluarga dekat di rumah itu, juga aku dibiayai dalam mengikuti pendidikan pada salah satu perguruan tinggi swasta di kota Makassar, bahkan aku diberikan sebuah kendaraan roda dua untuk urusan sehari-hariku.

Sayang aku dikeluarkan dari perguruan tinggi itu pada semester 3 disebabkan aku tidak lulus pada beberapa mata kuliah akibat kemalasanku belajar dan masuk kuliah.

Karena aku sangat malu dan berat pada majikan laki-lakiku atas segala pengorbanan yang diberikan padaku selama ini, terpaksa aku meninggalkan rumah itu tanpa seizin mereka dan aku kembali ke kota Bone untuk melanjutkan pendidikanku pada salah satu perguruan tinggi yang ada di kotaku tersebut. Untung aku punya sedekit tabungan, karena selama kurang lebih 2 tahun tinggal bersama majikanku, aku rajin menabung setiap diberikan uang oleh majikanku.

Jumat, 16 Mei 2014

DISETUBUHI OLEH ADIKKU SENDIRI

Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki.. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri.

Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.

Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap…..

Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali... entah kenapa aku jadi ketagihan... Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme.

Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku... ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya.

Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku... Aku sangat terangsang sekali... dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga... dia menjawab:

"Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki" aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, "emang adik pernah nyobain cewe?" dia bilang "ya, belum kak".... itulah percakapan awal bencana itu.

Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya... lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri... tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan... sekilas aku membayangkan adikku... lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya... Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku... Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku... Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah... aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu... saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya... sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

"Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya" lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku... begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku...

"Ohhhhh..." katanya.

Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

"Puaskan aku dong... aku kan belum..." rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku...

"Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca" katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang "kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna"

"Abis pake apa" timpalku, "aku ngga punya baju lagi"

"Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka" katanya

Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi... Tapi "ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga".

Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani... kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku... adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan.

Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

"Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu"

"Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol" katanya

"Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik" kataku lebih berani

"Iya yah..." katanya sambil berdiri dan membuka celananya...

Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

"Kenapa dimatiin" kataku

"Udah cukup panas kak" katanya

Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku "nanti kak".

"Kan udah saunanya " timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

"Kakak udah pernah gituan belum kak" kata adikku

"Belum" kataku, "emang kamu udah..?" lanjutku
"Belum juga kak, tapi pengen nyoba" katanya

"Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya" kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

"Oh kak.... bahenol sekali, aku pengen nyobain kak" katanya dengan nafas memburu.
"Aw... dik ngapain kamu" timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.
"Pengen ngentot kakak" katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.
Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, "Aku kan kakakm John, inget dong"
Adikku tetap memegang pinggulku "tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget"
"Tolong kak," katanya memelas. Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak".

Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..

"Persetan dengan pacar brengsek" batinku.
"Jangan disini" pintaku.
"Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit" katanya meremas pinggulku.
"Kakak belum siap" kataku.
"Kakak nungging aja, nanti aku panasin" katanya.

Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang...

"Oh... ngapain kamu dik..." kataku tanpa melarangnya.

Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh... gila pikirku... enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

"Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana" rintihku... Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali...
Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..
"Udah panas kak" katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….
"udah...." kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku...
"Jangan bilang siapa-siapa yah dik" kataku.
Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar... dia kesulitan...
"Mana lubangnya kak.." katanya.
Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku...
"Ini dik" kataku begitu tepat di depannya, "gesek-gesek aja yah dik".
"Masukin dikit aja kak" katanya menekan kontolnya.
"aw... dik, gede banget sih" kataku, "pelan-pelan....".

Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit... tapi tidak sampai lepas... terus ia lakukan sampai membuat aku gemas....

"Oh.. dik.... enak.... dik.... udah yah..." kataku pura-pura.....
"Belum kak.... baru kepalanya udah enak yah...."
"Memang bisa lebih enak...???" kataku menantang.
Dan.... langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku"
Aku merasakan perih luar biasa dan "aw.... sakit dik..." teriakku.
Adikku menahan batangnya didalam memekku ....
"Oh...kak...nikmat banget....." dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku...
"Oh, kak... nikmat banget memekmu.." katanya.
"Ssssshhhh... ia dik... enak banget" kataku.

Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

"Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget..." katanya
Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku...

"Ma kasih kak" katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. "kenapa adikku????"

Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna... Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi...

Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.

Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

Tamat

Kamis, 15 Mei 2014

FORUM SEXERS JUAL BELI




Dedicated for para Sexerz.. di forum ini kalian bisa bertemu . berinterak ataupun bisa jual atau beli apa saja..

Sex just not for just fun.. but can make money or profit

thx Lady Night

CALON MERTUAKU SEKALIGUS DOSENKU YANG HAUS SEX


Waktu itu kira-kira jam 8 malem ku berniat mau kerumahnya whiena soalnya ku janjian mau nganter dia ke acara ultah temennya...
Trus pas ampe dirumahnya ternyata yang buka pintu Ibu Indah, nyokapnya whiena yang juga dosen wali ku... "malam Bu" sapaku. "en nak Rio, masuk.."
Aku pun langsung masuk kedalam rumah, kulihat Ibu Indah begitu seksi dengan menggunakan daster putih yang serba tipis sehingga terlihat tuBuh Ibu Indah yang langsing.."gila ni Ibu udah nikah kok masih seksi banget ya" kataku dalam hati
"Whiena nya ada Bu?"
"oh Whiena tadi diajak sama Papanya kerumah neneknya yang lagi sakit, dia titip pesan ga bisa kerumah temennya yang ulang tahun, dia minta maaf sama kamu juga karena ga sempat nelpon soalnya tadi buru-buru sekali.."
"jam berapa perginya Bu"
"sekitar satu jam yang lalu...mungkin sekarang masih dalam perjalanan"Rumah neneknya whiena memang lumayan jauh sekitar 3 jam perjalanann dari kotaku.
"oh..kalo gitu saya permisi Bu"
"Jangan dulu ada yang mau Ibu tanya sama kamu tentang Whiena, tapi Ibu bikinin minum dulu ya"
Ibu Indah pun langsung masuk kedapur, sementara hatiku jadi bingung entah apa yang mau ditanyakan oleh Ibu Indah, jangan-jangan di tau soal hubungan ku yang intim bersama whiena, bakal diintrogasi nih pikirku...... GAWAT ......
Ibu Indah keluar dari dapur dengan membawa dua gelas minuman dingin."silakan diminum Rio"
Aku pun langsung minum sementara hatiku agak tegang karena takut pada Bu Indah yang mungkin akan marah-marah.... dag dig dug detak jantungku terdengar keras .... seakan mau lepas jantung ku ini.
Ibu Indah duduk dikursi pas dihadapan ku dan dasternya agak tersingkap sehingga pahanya yang putih terlihat jelas, jatungku berdenyut makin kencang dan segera menunduk karena tidak enak sama Bu indah.
"Rio kamu serius pacaran sama Whiena?"
Aku agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana."serius Bu, saya siap bertanggung jawab jika terjadi apa-apa sama Whiena" jawabku sambil tetap menunduk.
"kamu kok diajak cerita malah nunduk sih Rio, kan ga enak.""Maaf Bu" kuangkat kepalaku, kini duduk Bu indah agak mengangkang sehingga samar-samar kulihat bagian dalamnya dan ternyata Bu indah tidak pake cd, nafas ku pun agak memburu menahan nafsu namun tidak berani berbuat apa-apa karena yang dihadapanku adalah nyokapnya whiena yang juga dosen wali dikampusku.
"kamu kenapa Rio" tanya Bu indah pura-pura tidak tahu."tidak Bu, anu...." aduh aku mulai bingung, sementara Bu indah tersenyum memandang ku. Kemudian Bu indah berdiri dan duduk disampingku.Kamu terangsang ya liat paha Ibu, aku pun hanya diam sementara tangan Bu indah mulai memegang pahaku,
Kemudian Bu indah berbisik, "kamu puasin Ibu ya ini malam, Ibu sudah lama ga pernah disentuh oleh bokapnya whiena, dia terlalu sIbuk sama urusan kantornya".
"tapi Bu.." srup bibirnya Bu indah langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas kontol ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo ternyata Bu indah memiliki nafsu yangg tinggi. birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas toketnya Bu indah.
"Terus Rio, enak banget.."dan tangan Bu indah mulai membuka celana jeans ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd yang melekat.
"Rio kita kekamar aja yuk." Dan kemudian mencium bibirku.Bu indah langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh Bu Indah kini polos.
"Wow Ibu cantik banget, putih, seksi, ga kalah sama whiena""ah kamu bisa aja Rio" jawab Bu indah sambil tersenyum. Tubuh Bu indah memang sangat mulus, kulitnya putih, toketnya yang besar, serta bulu jembutnya dicukur rapi."Sini dong Rio, kok malah bengong"
Ibu Indah duduk di tepi ranjang dan kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya. Tangan Bu indah melepaskan cd ku dan keluarlah kontolku.
"gila Rio. Punya kamu besar banget, lebih besar dari punya suamiku."dia pun mengelus-elus kontol ku, kodorong kepalanya agar segara menghisap kontolku."Hisap kontol Rio Bu""sabar ya Rio, jangan kuatir yang pasti malam ini kita harus sama-sama puas"Bu indah kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di hisap dan dijilati.Ouh..Bu enak banget Bu, terus Bu.
Kemudian Bu indah berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim.
Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya. Dia pun memompa dengan lihai. Nikmat sekali rasanya, lebih nikmat dari hisapannya whiena..
Terus Bu, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut Bu indah sehingga mulut Bu indah terlihat penuh dan kadang Bu indah seperti mau muntah karena kontolku masuk sampai tenggorokannya..aku mencabutnya dan nampaknya Bu indah sedikit kecewa.
"Terus Rio, masukin kontolmu sedalam-dalamnya kemulutku, kontolmu enak Rio. Perkosa mulut Ibu Rio"
Aku pun kembali memasukkan kontolku kedalam mulut Bu indah dan tangan ku memegang kepalanya sehingga gerakannya berirama. Sementara itu tangan Bu indah memegang erat paha ku karena dorongan kontolku semakin keras menghujam mulut Bu indah.
"mulut Ibu enak banget isep terus Bu. Isep yang kuat"
Sektiar 20 menit ku perkosa mulut Bu indah sampai Bu indah hampir muntah. Aku pun mencabut kontolku.
"kuat juga kamu Rio ya udah hampir setengah jam di karoeke belum keluar, kalo bokapnya indah pasti udah keluar trus langsung tidur, dasar egois banget"
Ternyata Bu Indah selama ini jarang mendapat kepuasan dari suaminya.

Sekarang giliran Ibu yang kamu puasin Rio sekarang kamu tidur.Aku agak bingung apa maunya Bu indah namun aku menurut saja. Dan aku barbaring diatas ranjang kemudian Bu indah jongkok diatas diatas dadaku." Rio Ibu juga mau perkosa mulut kamu ya"Dia pun mendekatkan vaginanya kemulutku dan mulai memompanya. Aku pun menjulurkan lidah ku, asin, ternyata cairanya Bu indah banyak banget keluar Kini tangannya berpegang ke tepi ranjang sehingga agak nungging dan terus memperkosa mulutku bahkan hidung ku, aroma harum dari vaginanya membuat gairah ku samakin meningkat."Lidah kamu enak banget Rio hidung kamu juga..terus Rio, nikmat" Bu indah terus memompa vaginanya kearah mulutku sehingga terkadang aku kesulitan bernafas.Akhirnya Bu indah berhenti karena terlihat cape sekali.Aku pun membaringkan Bu indah dan mengangkangkan kakinya, ku jilati klitorisnya dan sesekali kugigit pelan-pelan.Ouch...nikmat banget Rio terus Rio, hisap terus vaginaku Rio, terus Rio, vagina itu milik kamu sekarang.

Aku pun menjilatnya nya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam vaginanya dan Bu indah pun menggelinjang keenakanOuch..jari kamu enak banget Rio apalagi kontol kamu.terus Rio.Tak lama kemudian Bu indah menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mempercepat permainan fucking finger ku divaginanya.."Shh,uhf...Ibu mau keluar Rio hisap yang kuat Rio vagina Ibu.,ohh......"Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan "cret..Cret.."Cairan nikmat Bu indah menyemprot mulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih.

Gila kamu Rio mulut kamu pintar banget memberikan kenikmatan di vagina Ibu.Aku pun kembali berjongkok di atas kepala Bu indah dan kembali ku entot mulutnya Bu indah..Bu indah pun menghisap dengan kuat kontolku..aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan badanku dengan lutut dan terus memompa mulut Bu indah sementara memek Bu indah kembali basah dan aku terus mengelus elusnya. Serasa nikmat sekali mulut Bu indah, aku pun memompanya semakin beringas dan kemudian Bu indah nampak tersedak kemudian dia melepaskan kontol ku."besar banget kontol mu Rio kaya mau robek mulut ku.." Aku pun memperbaiki posisiku dan dan kini kami sama sama berbaring..Kulumat bibir bi indah yang nampak merah akibat ku entot tadi dan tanganku memainkan klitorisnya..

"Shh..uhf.. nikmat banget Rio..entot Ibu sekarang Rio..masukin kontolmu ke memek Ibu..cepet Rio Ibu udah ga tahan nih..gatel banget rasanya."Bi Indah pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh toketnya.. Kini bibir vagina Bu Indah muncul keluar dan menganga seakan berteriak minta dientot. Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina Bu indah dan mulai menggesek-gesekannya..

Rio masukin dong..cepet Rio..Ibu udah pengen banget...ayo donk sayang..Ibu Indah pun merengek seperti anak kecil.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk kedalam vagina Bu indah yang sudah licin mengkilau.
"Ouhhhh...sakit banget Rio..kontol kamu gede banget.pelan-pelan dong" "Tapi enak Rio trus Rio pompa terus memek Ibu Rio, entot terus memek Ibu..."Ternyata memek Bu Indah masih sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin. Aku pun memompa terus vagina Bu indah...semakin lama semakin cepat..

"Ouh..terus Rio aku ga tahan nih..Ibu mau keluar..""Terus Rio.entot terus memek Ibu Rio..memek itu punya kamu sekarang Rio..ouh..." Bu indah mulai meracau tidak karuanDan kemudian tubuh Bu Indah mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali.."Ouh..Ibu keluar lagi Rio..kontol kamuuuuu eeeenaaaaak baaaangeeeeeetsssss,"Aku pun membalikkan badan Bu indah dan ternyata Bu indah langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung menungging dan kini kami dogy style..aku pun memasukkan kontolku kedalam memek Bu indah.. "Ouhh..nikmat banget Rio.."Aku terus memompa memek Bu indah sambil meremas-remas toket Bu Indah yang bergelantungan..

Ouh..ahh..terus Rio, Ibu mau keluar lagi nih. Aku pun mengocok memek Bu Indah dengan cepat sehingga Bu Indah keluar untuk yang ketiga kalinya..
Kamu kuat banget Rio, Ibu bener-bener puas di entot sama kamu..
Sekarang kamu entotin mulut Ibu aja yang soalnya Ibu paling seneng kalo mulut Ibu di entot. Gila ni Ibu ternyata dia seneng banget oral..
Aku pun menarik Bu Indah kelantai dan kusuruh jongkok, dan kemudian kumasukkan kontolku kedalam mulut Bu indah pelan pelan sampai amblas semua, ujung kontolku terasa menyentuh tenggorokannya, aku pun menahan kepala Bu indah karena nikmat sekali terasa, ada kenikmatan tersendiri yang muncul ketika kontolku masuk semua kemulutnya Bu Indah. Kemudian Bu Indah memukul pahaku karena kayanya dia mulai sulit bernafas namun aku tetap menahan kepalanya sehingga akhirnya dia dengan paksa menarik kepalanya dan langsung lari kekamar mandi di samping kami dan langsung muntah. Aku pun mengikuti kekamar mandi.

"Gila kamu Rio kontolmu gede banget". "Sory ya Ibu muntah abis ga tahan kamu jejelin kontol sebesar itu" Ibu Indah pun menyiram muntahnya..
Kini Bu Indah jongkok kembali di kamar mandi dan mengulum kontolku. Aku pun memompanya secara berirama dan tangan Bu indah terus memainkan biji pelirku, air ludah Bu indah menetes keluar melalui sela-sela bibirnya dan aku tidak peduli, aku terus memompa mulut Bu indah yang seksi sampai kontolku masuk semua dan nampaknya Bu Indah sudan mulai terbiasa dengan kontolku sehingga rasanya semakin nikmat, kontolku serasa mau ditelan oleh Bu indah.Aku pun menyalakan shower dan menyiram Bu indah yang terus asyik mengulum kontolku, kini tuBuh Bu indah basah dan terlihat semakin seksi.

Aku pun menaruh kembali shower itu, dan melanjutkan memompa mulut Bu indah."Hisap Bu aku udah mau keluar nih.."
Aku pun memompa mulut Bu indah semakin cepat dan Bu indah sangat menikmatinya... Aku keluar Bu..ouh.... ooouuuuugghhhhhhttttt..........Aku pun memasukkan semua kontolku kedalam mulut Bu indah dan menyemprotkan sperma di tenggorokkannya, kemudian Bu indah menarik kepalanya dan membersihkan sperma dari kontolku,,"sperma kamu enak banget Rio, kental..""dia terus mengulum kontolku yang masih berdiri tegak..""kontol kamu masih berdiri Rio..kamu kuat banget,,"Kita mandi dulu yu..ntar lanjutin lagi ya.. Kami pun mandi sama-sama..
Selesai mandi Bu Indah ngajak makan, kami ke ruang makan sambil tetap telanjang..aku pun duduk sambil makan sementara Bu indah tidak makan dia hanya duduk disampingku sambil mengelus-elus kontol ku.
"kok ga makan Bu?" tanyaku.."nggak ah,,udah kenyang tadi minum sperma kamu.."
Aku pun makan sedikit karena birahi ku bangkit kembali."Ibu kok seneng banget oral seks sih""soalnya kalo oral seks Ibu bisa rasain kontolmu yang enak banget" Kami pun melanjutkan birahi kami di ruang makan dan kemudian pindah keruang tamu dan akhirnya kami kembali kekamar dan bercinta kembali sampai subuh.............

Hubunganku sama Bu Indah sangat hot, bahkan lebih hot daripada sama whiena bahkan kami pernah ngentot di kamar mandi kampus...... tapi ku tetep sayang sama whiena. Sekarang Bu Indah sudah pindah ke kota "Y". Karena suaminya pindah tugas. Dan semenjak itu ku juga kehilangan kabarnya whiena...

Rabu, 14 Mei 2014

BERCINTA DENGAN ABK KAPAL DIATAS LAUT

Siang itu suasana di kantin , belakang kampus itu tampak ramai
dengan para mahasiswa dan mahasiswinya, gelak tawa, suara dering
ponsel, suara alat makan beradu, suara mesin kas semua bercampur
jadi satu. Di salah satu meja , tampak tiga mahasiswi yang cantik
sedang asik menikmati makanannya. Tak lama dua orang mahasiswa ,
menghampiri mereka .

“hi girl… coba lihat ini !” kata seorang mahasiswa itu pada tiga
mahasiswi itu . Seorang dari mahasiswi itu mengambil brosur tersebut
dan melihat isi brosur itu, isinya berupa iklan liburan ke sebuah
pulau dengan pemandangan laut indah yang eksotis, suasana pulau itu
dikatakan dalam brosur sebuah pulau yang romantis membuat anda lupa
pulang. “Apaan nih To ?” tanya Winda, gadis manis berambut pendek
terikat ke belakang itu.
“ini adalah liburan kita, Win” jawab Anto.

Seorang mahasiwi lain, yang bernama Cindy , mengambil brosur itu
dari tangan Winda , lalu melihatnya .
“hmm , asik juga yah, tapi ini cuma buat orang borju, lihat aja
biaya tournya , mahalaE|” Cindy berkomentar.
Anto tersenyum, begitu juga , Bayu temannya karena mereka sudah
punya rencana lain.
“kita ke sana , engak lewat tour itu , tapi kita ke sana , dengan
sewa kapal sendiri yang tentu biayanya jauh lebih murahaE|asyik kan
bisa ngerasain seperti di Titanic, kalau pesawat terbang gitu kan ga
bisa 100% nikmatin perjalanannya” terang Anto .
Ketiga gadis yang cantik cantik itu melihat ke Anto.”gimana caranya?
sewa kapal lebih mahal dong..” tanya Cindy penasaran .
“tenang aja , Paman si Bayu , itu orang pelabuhan , dia kenal
seorang yang menyewakan kapal , dengan harga murah..” kata Anto.

” kapalnya sih gak gitu mewah , tapi cukup lah, ada tiga kamar ,
buat kita-kita ..” kata Bayu berpromosi.
“Iya asal bener aja kaya Titanic, bukannya titasik hihihi” canda
Cindy.
“Terus biayanya , jadi berapa seorang ?” tanya Winda yang mulai
tertarik.
“gini aja eloe orang siapin , dua juta aja , masing masing , itu
buat sewa kapal .. selebihnya terserah eloe orang buat uang saku ..”
kata Bayu lagi .

“hi ..lagi pada ngapin nih aE|” kata seorang dosen muda , yang tiba
tiba sudah berada dekat mereka.
“eh Bu Helen, iniaE|kita lagi bikin rencana buat liburan semester nih”
terang Vivian , seorang mahasiswa , yang paling cantik dan agak
pendiam itu . Dan sekali lagi Anto menerangkan rencana liburan
mereka pada dosen muda yang cantik itu .

Setelah mendengar penjelasan itu , Helen pun menganguk
“Vi , kamu ikut ?” tanyanya .
“maunya sih ikut , tapi mesti tanya ortu dulu nih..” jawab Vivian .
“EmmmaE|saya boleh ikut gak ? ” tanya Helen lagi.
“serius nih mau ikut ?!” seru Anto .
Helen tersenyum , ” serius dong, emang acaranya tertutup buat dosen
yah ?”jawab Helen
“Enggak..enggak kita ga bermaksud nolak kok, kita malah seneng
banget kalau Ibu ikut asal jangan ngasih kita kuliah dikapal aja
ntar” jawab Bayu bercanda.
“Kamu ini dasar !” kata Helen menepuk kepala pria itu dengan
brosur “tapi jangan panggil saya Ibu dong ini bukan jam kelas, kan
kesannya tua ntar, panggil CiaE|kan udah sering saya bilang !” Mereka
pun tertawa-tawa.

“Eh, Vi, sekalian aja ajak, si Vina, please yah !” kata Bayu yang
kebetulan naksir adik Vivian yang bernama Vina itu .
“iyah , nanti saya coba ajak dia, tapi mesti tanya ortu dulu nih,
boleh gak.” jawab Vivian . “eh omong omong berapa lama sih ,
perginya ” tanya Helen lagi.
“hmm, kira kira seminggu deh, paling lama sepuluh hari” jawab Anto.
“yah udah , kita bicarakan besok lagi deh , pokoknya kasih kabar
yah , yang bisa ikut siapa saja ..”kata Bayu.
“Oke deh, gini dulu aja, dan mau ajak yang lain juga masih boleh
sih , tapi jangan terlalu banyak, soalnya kapalnya gak terlalui
besar loh” lanjut Anto .
Mereka pun sepakat , untuk bertemu lagi besok , untuk memastikan
bisa atau tidak .
Esok harinya mereka berkumpul lagi di kantin belakang kampus mereka.
Semuanya jadi berangkat . Tentunya beberapa dari mereka berbohong ,
pada orang tua mereka , dengan alasan wajib dari kampus mereka. Yang
paling berbahagia saat itu adalah Anto karena gadis pujaannya Vivian
akhirnya ikut juga. Sudah setahun lebih Anto melakukan pendekatan
terhadap Vivian, memang susah karena Vivian memang seorang mahasiswi
favorit yang bukan cewek gampangan. Memang Anto belum menyatakan
cintanya pada gadis itu, dia menunggu saat yang tepat agar hasilnya
tidak mengecewakan karena mendapat cinta gadis ini memang ibarat
makan ikan yang banyak durinya, kalau tidak sabar dan pelan-pelan
niscaya durinya akan melukai. Namun tanda-tanda ke arah sana sudah
ada, selama ini Vivian memang sudah menunjukkan reaksi positif atas
usaha Anto. Dalam liburan kali inilah Anto berencana mengungkapkan
perasaan hatinya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Bayu, permintaannya agar Vivian
mengajak adiknya, Vina terkabul. Dia mengenal gadis ABG itu ketika
mengantarkan tugas kelompok ke rumah Vivian dan saat itu yang
menerima adalah Vina. Waktu itu dia sempat berkenalan di pintu
rumahnya tapi belum jauh karena Vina sudah keburu dipanggil ayahnya
dari dalam rumah.
Bayu mencatat, nama-nama temannya di carik kertas. Bayu ,Anto,
Vivian, Vina, Winda, Cindy dan Helen .
“eh omong omong , eloe orang mesti cepat setor uang dua jutanya dulu
yah , gua mau bayar sewa kapalnya nih ..” kata Anto . ” yah udah ,
gua tranfer aja yah , kasih no rekening eloe dong..” kata Cindy yang
cantik dan centil itu .
Bayu pun segera menyebutkan no rekening banknya .

” eh , di kapal itu ada dapurnya , jadi bisa di pakai buat masak ,
nah eloe orang juga mesti inget bawa bekal ..” kata Anto . Mereka
pun menganguk . ” sebagian sudah gua atur , beras , dan lauknya
sudah gua siapin , paling gua harapin tambahan dari eloe orang ”
kata Anto lagi . ” sip , deh tenang ajaaE|” kata Helen .

“oke deh, kalau gitu kita tinggal tunggu waktu keberangkatan kita
yah ..” kata Anto lagi dengan semangat. Mereka pun menganguk.
Waktu yang ditunggu telah tiba , mereka pun berkumpul di kampusnya .
Setelah semua siap , dengan menyewa dua buah taxi , mereka berangkat
menuju pelabuhan dimana kapal yang mereka sewa bersandar .

” wah , kapalnya lumayan yah , bagus juga ..” kata Cindy ketika
melihat kapal yang mereka sewa . ” Hi apakabar , saya Bram , yang
akan mengemudikan kapal ini ..” kata kapten kapal itu memperkenal
diri. Cindy pun menyalami kapten kapal yang setengah baya itu .
” Hi kapten ..” sapa Bayu . ” hi juga Bayu ..” jawab Kapten itu ,
yang sudah cukup akrab dengan bayu sebelumnya .

” wah , teman teman kamu , cantik cantik yah ..” kata kapten Bram ,
yang membuat Cindy tersipu genit . ” ayo naik ..” ajak kapten
itu . Mereka pun menaiki tangga kapal itu . ” nah ini kamar , itu
juga semua ada tiga kamar ., kalian pilih deh mana yang cocok ..”
kata kapten Bram.

Mereka pun memilih, Vivian dan adiknya , serta Helen , di kamar
tengah. Sedangkan Cindy dan Winda di kamar belakang . Anto dan Bayu
menempati kamar depan. Setelah membereskan barang barang bawaanya ,
di kamar kapal itu , mereka pun kembali berkumpul dengan kapten
kapal itu.

Kapten kapal itu menerangkan lagi , dimana dapurnya , dimana ruang
kemudi , dan ruang lainnya .
“nah ini buat yang mau mancing , ini rell troling” terang kapten
kapal itu .
“wah asik juga , boleh coba nih ..” seru Bayu.
“Satu lagi yang penting” Bram menambahkan “kalau terjadi apa-apa
ambil kotak berisi penunjang kehidupan ini disini kelak akan sangat
membantu dalam keadaan darurat !” kata pria paruh baya itu seraya
membuka sebuah tempat mirip brankas di salah satu koridor kapal, di
dalamnya ada sebuah kotak merah sebesar CPU berbahan plastik tebal.
Benda itu sengaja diletakkan disitu agar mudah diambil bila
diperlukan pada saatnya. Para muda-mudi itu mangut-mangut mendengar
penjelasan itu.
“lama perjalanan , sampai ke pulau itu , kira-kira tiga empat hari”
terang kapten Bram. Mereka pun menganguk.
“Oke kalau tidak ada pertanyaan lagi…bisa kita berlayar
sekarang ? ” tanya kapten itu.
“sip .. berangkataE|” jawab mereka hampir bersamaan
Perlahan kapal itu bergerak , meninggalkan pelabuhan itu , menuju
lautan luas . Anto dan Bayu berada di dekat ruang kemudi bersama
kapten kapal itu, mereka asyik ngobrol dengan Kapten Bram soal
kelautan dan Sang Kapten berwajah kebapakan itu juga membagikan
banyak pengalamannya selama 30 tahun lebih di laut pada mereka.
Sedangkan Vivian, adiknya, serta Helen , masih berdiam di kamarnya.
Cindy dan Winda asik berkeliling kapal itu .

Di belakang kapal mereka melihat tiga orang anak buah kapal. ABK itu
sedang membersihakan dek kapal itu . Ketiganya berkulit gelap , dan
tampangnya agak seram .
“mau mancing non ?” tanya seorang diantara mereka .
“eh engak bang, cuma lihat lihat aja ..” jawab Cindy.

“oh…gitu gak apa apa , saya suka di lihatin koq, apa lagi sama
cewek cantik” goda ABK yang berkumis dan kurus tinggi itu.
Winda risih mendengarnya , tapi tidak begitu bagi Cindy. Gadis
cantik 21 tahun yang memang genit dan centil itu malah menanggapinya
dengan senyum. Selain mahasiswi dia bekerja part time sebagai SPG
sehingga memang terbiasa menebar pesona seperti itu, kehidupan
seksnya juga lumayan liar, dia dikenal sebagai bispak yang pernah
jual diri ke om-om dengan tarif tinggi.
“ih bisa aja deh si abang..” balas Cindy.
Ketiga ABK itu tersenyum pada Cindy. Tiga pasang mata itu menatapnya
dengan penuh hasrat pada kedua gadis belia itu terutama Cindy yang
saat itu memakai kaos kuning tanpa lengan dipadu dengan hotpants
dari bahan jeans yang pendek dan ketat. Dengan demikian keindahan
tubuhnya tercetak jelas, lengan dan paha jenjangnya yang mulus itu
membuat ketiga pria ini menelan ludah. Winda yang saat itu memakai
kaos longgar dengan celana sedengkul juga menjadi tontonan mereka
tapi kalah perhatian dari temannya yang pakaiannya lebih berani itu.

“eh Cindy balik yuk ..” ajak Winda yang merasa tak nyaman dengan
tatapan mereka.
Cindy pun mengikuti ajakan temanya untuk balik ke kamarnya.
Pandangan ketiga pria itu mengikuti sosok tubuh mereka yang menjauh
terutama Cindy yang sengaja melenggak-lenggokkan pinggul indahnya
seperti berjalan di catwalk, terlebih ketika gadis itu menoleh
sekilas dan mengedipkan mata pada mereka.
“gila , cantik-cantik yah tuh cewek, bikin nafsu ..” kata ABK yang
paling tua berumur sekitar 50an bertubuh kekar itu.
“Tul tuh apalagi yang rambutnya merah itu, nafsuin banget, kayanya
dia suka ke gua tadi liat ga dia ngedip gitu hueheheaE|!” timpal
temannya yang bergigi agak tonggos itu.
“Ngaco dia ngedip gitu ke gua lagi, gua liat jelas kok !” kata yang
kurus tinggi itu.
Mereka kasak-kusuk sendiri padahal kedua gadis itu sudah menghilang
dari pandangan mereka.
“HeiiaE|ngapain disitu ngerumpi !” sebuah bentakan dari belakang tiba-
tiba membuat mereka terkejut dan menoleh ke arah suara.
“Yat, dari tadi saya panggil suruh periksa ruang mesin kok ga jawab,
malah ngerumpi, ayo sana !” perintahnya galak.
“IyaaE|iya kapten, maaf-maaf !” pria tonggos bernama Yayat itu pun
langsung berlari kecil ke dalam.
“Kamu Oman, ikut saya ke ruang kemudi, masa ngepelnya belum beres
juga, kapal udah jalan tau !” perintahnya lagi pada yang kurus
tinggi itu, “kamu terusin sampai bersih ok !”

Bram memang berwibawa di mata anak buahnya, sekali perintah saja
mereka sudah menjalankan perintahnya. Kadang memang dia harus
bersikap keras begitu sebagai seorang pemimpin, namun di saat-saat
santai dia akan akrab bagaikan teman lama dengan mereka.
Malam hari , seusai makan malam , para mahasiswa/i itu bersenda
gurau di dek tengah kapal itu. Walau tak semewah Titantic, tapi
kapal itu di lengkapi televisi dan DVD player. Sambil menonton film
mereka ngobrol membicarakan keindahan tempat rekreasi tujuan mereka.
Lain dengan Cindy, di tengah film dia mulai merasa bosan karena
subtitle filmnya agak ngaco (maklum DVD bajakan) sehingga tidak
terlalu mengerti, maka dia memilih keluar dari dek itu, menikmati
hembusan angin malam lautan luas itu dengan menghisap sebatang rokok
mentolnya. Tidak jauh dari tempatnya tiga ABK itu sedang beres-beres
dan melihat ke arahnya, sekali lagi mereka menikmati keseksian
tubuhnya. Dengan hot-pants jeansnya, paha mutih mulusnya terlihat
jelas.

Satu ABK yang bernama Gino nekat mendekat dan menegurnya.
“Wah , sudah malam ngapain aja diluar gini, nanti masuk angin, non”
katanya membuka pembicaraan.
“ih, bikin kaget saja, saya kira siapa” jawab Cindy.
“lagi ngapain non , sendirian di sini ..” tanya Gino lagi.
“lagi ngerorok , abis makan, mau ?” jawab Cindy , sambil menawarkan
rokoknya pada Gino.
” ah engak ah, rokoknya mentol, nanti jadi impoten” jawab Gino .
“hi hi hi .. emang sekarang gak impotent ?” canda Cindy genit sambil
tertawa kecil.
“wah yah engak toh Non, mau di coba juga boleh !” jawab Gino semakin
berani.
Wajah Cindy agak memerah, sepertinya dia melepar bumerang. Dua ABK
lain juga melihat jelas, Gino berhasil mendekati Cindy.
” ih ..abang , bisa aja , masa ajak saya nyoba sih ..” jawab Cindy ,
yang sepertinya kehabisan kata kata . ” he he he , maf deh non ,
maklum di laut , jarang ada cewek secantik non ..” Gino melepas
rayuannya.

Cindy menjadi ragu , Dia melepar sisa rokoknya ke laut ,
menghembuskan asap rokok dari mulutnya , dan berkata ” sudah yah
bang , saya masuk dulu, dingin disini”. Cindy pun berjalan cepat
masuk ke deck tengah kapal itu , bergabung kembali dengan temannya.

Beberapa jam kemudian mereka pun masuk ke kamar, dan bersiap untuk
tidur . Begitu juga dengan Cindy, yang masuk ke kamar bebarengan
dengan Winda .

Mata Cindy masih terbuka lebar, sedangkan Winda sepertinya sudah
asik di buai mimpi indahnya. Entah apa yang ada di pikirannya, yang
jelas perlahan kancing celana hotpannya di bukanya , dan perlahan
resletingnya di buka . Perlahan jarinya masuk ke balik celana dalam
putihnya, dan merabai selangkangannya sendiri .

Mulutnya mengatup matanya terpejam . Cindy melakukan masturbasi .
Ini memang sering di lakukannya , kalau dia sedang horny , tapi ini
di sebuah kapal. Apa yang di imajinasikannya tidak lain bercinta
dengan para ABK itu, ABK yang berumur jauh lebih tua darinya , dan
berwajah gahar , berkulit kasar. Sudah lebih dari dua bulan Cindy
tidak merasakan sentuhan pria sejak putus dari pacar terakhirnya
sehingga kini libidonya menggebu-gebu merindukan belaian, ciuman dan
persetubuhan dengan lawan jenis yang perkasa dan mampu membuatnya
menggelepar-gelepar.

Tangannya terus bermain di selangkangnnya sendiri , sampai tubuhnya
mengejang. Dan perlahan tangannya keluar dari balik celana
dalamnya . Jelas terlihat jari-jarinya yang basah akibat lendir
birahinya. Cindy membersihkan jari jarinya dengan tissue seadanya.
Setelah menaikan kembali resleting celananya lalu dia tertidur pulas
Esok harinya , Bayu dan Anto , asik memancing dengan troling di
belakang kapal itu , di bantu dengan dua orang ABK kapal itu.
Vivian, Vina , dan Hellen di deck tengah, Vivian dan Helen sedang
asyik ngobrol sambil bersandar di pagar kapal, Helen sedang
bercerita tentang rencana pertunangannya yang tinggal tiga bulan
lagi dan Vivian juga berbagi cerita tentang kehidupan cintanya yang
sedang dibayangi Anto, dia meminta pendapat dan nasehat dari dosen
itu, sementara di belakang mereka Vina sedang berbaring di sebuah
kursi santai sambil mendengarkan lagu dari MP3 playernya, sebuah
kacamata hitam menghiasi wajahnya. Yayat si tonggos itu ketika lewat
di depan mereka matanya tidak bisa lepas dari ketiganya, terutama
Vina yang sedang berbaring dengan celana pendek dan tank top kuning
yang mini sehingga perutnya yang rata itu terlihat.
“Siang Non” sapanya pada mereka sambil cengengesan yang dibalas
ramah oleh ketiganya.
Winda membaca buku di dek terbuka, menikmati angin laut yang segar.

Cindy memeperhatikan Anto dan Bayu yang sedang memancing. Tapi jelas
matanya menatap , para ABK itu. Ada birahi tersendiri dalam diri
Cindy kepada para ABK itu. Cindy melamun dan mengkhayal, bagaimana
rasanya jika vaginanya di masukan penis mereka.

“gua dapet ..gua dapet ..” seru Anto membuyarkan lamunan jorok Cindy.
Dengan di bantu Bayu dan Gino, perlahan lahan , ikan yang terpancing
Anto di tarik ke atas kapal. Lumayan besar ikannya, cukup untuk
memberi makan semua orang dikapal itu bila ditambah empat ekor hasil
sebelumnya yang berukuran biasa saja.
“wah, entar malam bisa , pesta ikan nih ..” kata Bayu.
“YupaE|kasih aja ke BuaE|eh Ci Helen, dia kan masaknya jago” kata Anto

Malam itu , selesai makan ikan bersama , mereka pun bersiap kembali
ke tempat tidurnya. Sebelum pergi tidur Bayu sempat ngobrol-ngobrol
dengan Vina dulu sambil berkeliling kapal, mereka berhenti di ujung
depan kapal itu mengobrol di bawah bintang-bintang di langit,
romantis bagaikan adegan Leonardo dan Kate Winslet di film Titanic
itu. Sepertinya hubungan mereka makin nyata, saat itu Bayu mulai
berani memegang tangan Vina, namun Vina dengan malu-malu menarik
lagi tangannya dan mengajak kembali. Hatinya berdebar-debar,
demikian pula halnya dengan Bayu, pemuda itu sangat berbunga-bunga
karena usahanya yang mulai berbuah. Masih dalam saat yang sama, kita
tengok sebentar keadaan Anto, pemuda itu sedang berjalan menuju
kamar Vivian hendak meminta odol untuk sikat gigi, sekalian berdalih
agar bisa ngobrol dengannya. Dia menemukan pintu kamar yang
ditempati Vivian beserta Helen dan Vina terbuka sedikit. Melalui
cermin besar di samping pintu dia dapat melihat sebagian keadaan di
dalam, tapi tidak ada siapapun di atas ranjang itu. Dia lalu membuka
pintu itu lebih lebar tanpa menimbulkan suara dan melongokan kepala
ke dalam, benar tidak ada orang di ruang itu, tapi terdengar suara
siraman shower dari kamar mandi di dalam sana.

“Hei, ada yang mandi, siapa nih ?” pikirnya mulai ngeres.
Dia tahu Vina tidak akan kembali dalam waktu dekat karena baru tiga
menit yang lalu sedang jalan-jalan di luar dengan temannya. Maka
dengan mengendap-endap Anto mendekati kamar mandi dan mencari celah
mengintip. Betapa bersyukurnya Anto menemukan celah pada tempat
engsel pintu yang sambungannya agak renggang sehingga bila
menepelkan mata di sana akan langsung terlihat ke dalam yang tepat
menghadap shower. Di bawah siraman shower itulah Anto melihat hal
yang paling diimpikannya, tubuh polos Vivian, gadis impiannya itu,
bukan hanya itu di sana juga ada Helen yang sedang menggosok
tubuhnya dengan sabun. Penis Anto langsung bangkit melihat kemolekan
tubuh kedua wanita cantik itu. Payudara Vivian sangat montok dan
kencang ukurannya 34C dengan puting kemerahan yang menggiurkan,
sedangkan Helen walaupun payudaranya sedang tapi bentuknya bagus,
bulat seperti bakpao dengan puting mungil nya yang berwarna lebih
gelap dari Vivian. Baik kemaluan Vivian maupun Helen keduanya
ditumbuhi bulu-bulu lebat yang hitam legam, kontras dengan kulit
mereka yang putih. Tangan Anto mulai memegangi penisnya dari luar
celana trainingnya dan memijatnya perlahan.

Obrolan mereka di dalam juga terdengar oleh Anto. Sepertinya mereka
sedang membicarakan tentang kehidupan cinta masing-masing.
“Emang dulu sama ex kamu waktu SMA udah ngapain aja Vi ?” itulah
pertanyaan Helen yang pertama didengar Anto.
“Nggak kok, kita cuma jalan bareng paling pegangan tangan, papa gua
kan orangnya strict banget sih !”
“Ciuman juga nggak yah ?” tanyanya lagi dan dijawab Vivian dengan
gelengan kepala.
Jawaban ini membuat hati Anto senang, berarti Vivian memang benar-
benar gadis suci sesuai yang diharapkannya.
“Ci sendiri gimana sama tunangannya ?” Vivian yang punggungnya
sedang digosok Helen bertanya balik.
“HihihiaE|yah gitulah, gimana yah omongnya ?”
“YeeeaE|udah ngapain hayo !” goda Vivian.
“MmmaE|coba-coba aja sih selama ngga ngerusak keperawanan, gapapa
kan ?” Helen menjawab agak malu-malu.
“O iya mau tanya Ci, emang kalau French kiss itu enak ga menurut
cici, soalnya saya kadang ngeliat di film sampe main lidah gitu kaya
geli tapi gimana gitu” tanya Vivian.
“WellaE|I think it is hot enough and I enjoy it, sstttaE|jangan bilang
sapa-sapa yah, ini rahasia kita aja” jawab Helen “Vi coba liat sini
biar gua ajarin lu sedikit” katanya seraya membalikkan tubuh Vivian
saling berhadapan dengannya.

Anto tidak bisa mendengar jelas dialog-dialog terakhir Helen karena
dia setengah berbisik. Dia hanya melihat mereka sudah berdiri
berhadapan lalu Helen menyeka rambut panjang Vivian ke belakang.
Mata Vivian terpejam lalu Helen menempelkan bibirnya pada bibir
Vivian. Wow, Anto terangsang sekali melihat adegan yang ini,
tangannya yang tadi hanya memijat dari luar kini masuk lewat atas
celananya dan meraih penisnya untuk dikocok. Tak disangka, gadis
sealim Vivian dan wanita berkharisma seperti Helen bisa melakukan
adegan sesama jenis seperti itu. Anto tidak marah melihat cewek yang
dikejarnya melakukan hal itu karena dia tahu itu tidak berisiko dan
mengakibatkan hilangnya keperawanan, sebaliknya dia sangat
terangsang melihat kedua wanita cantik itu berciuman. Vivian membuka
mulutnya membiarkan lidah dosen itu bermain dalam mulutnya. Mereka
berciuman sambil berpelukan erat, tangan mereka saling raba punggung
dan pantat masing-masing. Bibir Helen makin turun menyusuri leher
hingga tiba di payudara montok Vivian.
“AahhhaE|Ci !” desah Vivian.
Darah Anto semakin menggelegak ketika pertama kalinya mendengar
gadis idamannya itu mendesah.
“Brak !” sebuah suara pintu besi dari luar membuat Anto
terkejut, “Sialan ada yang dateng !” omelnya dalam hati dan bersiap-
siap pergi dari situ.
Anto keluar dari kamar itu tapi di koridor kosong tidak ada siapa-
siapa, jadi tadi itu suara apa ya ? Perhatian Anto tertuju pada
pintu besi tidak jauh dari sana, dia yakin suara itu berasal dari
pintu besi itu. Seingatnya Bram pernah menerangkan bahwa di dalamnya
hanyalah gudang. Namun Anto tetap penasaran ingin tahu apa yang
menimbulkan suara barusan. Dengan hati deg-degan dia mendekat ke
arah pintu itu dan didorongnyaaE|tidak terkunci, nampak sebuah tangga
mengarah ke ruang bawah yang gelap sekali.
“HaloaE|siapa disitu ?!” serunya ke bawahaE|tidak ada jawaban.
Anto memberanikan diri menuruni
tangga dan melihat sekeliling. Sampai di anak tangga terbawah dia
melihat sekeliling yang gelap dan pengap, tidak ada tanda-tanda
kehidupan, malah dia mulai merinding membayangkan yang seram-seram.
Maka segera Anto pun kembali ke atas tapi tiba-tibaaE|
“WhhaaaaE|!” jeritnya kecil “ngapain si lu orang nongol mendadak
gitu ? ngagetin aja !”
Dia mengomel pada Vina dan Bayu yang lewat situ dalam perjalanan
kembali ke kamar Vina.
“Elu yang ngapain disitu To, gelap-gelap gitu cari apa ?” balas Bayu.
“Ngga kok, tadi gua denger ada suara aneh aja makannya gua periksa,
taunya lu duaan nongol di depan gua mendadak gitu, gimana ga
jantungan tuh !”
“Emang lu nemu apa di bawah sana ?” tanya Bayu lagi.
“Nggak ga apa-apa, angin kali tadi, balik yuk !” ajaknya.

Anto bersama Bayu pun akhirnya kembali ke kamarnya. Sebelum naik
ranjang Anto sempat masturbasi di toilet membayangkan tubuh bugil
Helen dan Vivian barusan. Dalam mimpinya pun dia bermimpi melakukan
threesome bersama kedua wanita itu.
tidak Sementara itu Cindy di kamarnya berbaring dengan mata terbuka
lebar. Winda sudah tampak terlelap setelah ngobrol-ngobrol sebentar
tadi. Dan perlahan Cindy beringsut dari ranjangnya, berjalan pelan,
dan dengan hati-hati membuka pintu kamarnya. Dia berusaha tidak
menimbulkan suara sedikit pun . Setelah keluar dari kamarnya , Cindy
diam sesaat di deck tengah itu , yakin temannya sudah terlelap,
Cindy berjalan keluar.

Angin laut malam itu berhembus kencang , menerpa rambut kemerahannya
yang indah. Sambil berdiri bersandar di pagar kapal itu Cindy
menghisap sebatang rokoknya. Matanya berlirik ke kiri dan kekanan,
tapi tak ada orang.
Dengan berpegangan pada pagar kapal itu , Cindy berjalan ke deck
belakang . Saat itu dia menemukan , Gino sedang membereskan tali
senar , bekas di pakai memancing tadi siang.
“bang lagi ngapain ?” tanya Cindy .

“buset si non, bikin kaget, saya kirain hantu laut , gak taunya
bidadari” rayuan itu terlepas dari mulut Gino.
“ih .. abang genit ah !” kata Cindy dengan mencubit dada Gino. Tentu
saja Gino jadi semakin berani , dan ini adalah lampu hijau buat Gino.
Dan Cindy sudah kehilangan harga dirinya , dia tak peduli lagi
dengan yang namanya malu , dia ingin memenuhi obsesinya , hasratnya
untuk bercinta dengan orang orang kasar. Cubitan di dada itu , di
balas dengan genggaman tangan Gino yang mengenggam tangan lembut
Cindy . ” Non , ke sini saja , banyak angin, nanti kalau masuk angin
enggak enak liburannya !” kata Gino sambil menarik tangan Cindy
masuk ke ruang di deck belakang kapal itu.

Ruang yang khusus untuk ABK itu terasa pengap, disana terdapat dua
buah ranjang susun, sebuah meja yang diatasnya terletak gelas yang
setengahnya terisi kopi, kartu, asbak dan lain-lain, serta sebuah
kursi panjang. Gino membuka jendela itu sedikit . Dan membiarkan
angin laut bersirkulasi dalam ruang belakang kapal itu.

Mereka berdua duduk di kursi panjang . Mata Cindy melihat
sekeliling ruang itu . Tempatnya cukup luas , tapi tak senyaman deck
penumpang. Mata Gino mencuri-curi pandang antara paha mulus Cindy
dan belahan dadanya yang memakai pakaian berleher rendah.
“Eh yang lain kemana bang, kok sepi gini ? ” tanya Cindy .
“Walah , masa satu cowok gak cukup sih non ?” jawab Gino.
Cindy menatap Gino dengan mengerutkan dahi “ih abang , orang tanya,
kok malah ngeres pikirannya” kata Cindy.
Dalam ruang belakang itu hasrat Gino tak tertahankan lagi. Diapun
nekat , wajahnya yang hitam, mendekati wajah Cindy yang putih,
sungguh terlihat kontras. Gino dengan cepat mencium bibir Cindy . ”
uff aE|uffaE|” suara Cindy , yang berusaha meronta . ” bang ..
ih ..ngapain sih ..” kata Cindy .

“waw , Non maaf , saya jadi nafsu sama Non” kata Gino dan kembali
menciumi bibir Cindy. Cindy meronta , namun Gino mendekapnya. Lidah
Gino terus mendesak masuk ke mulut Cindy . Lidah itu bermain dalam
mulut Cindy , menyapu ke sana kemari , mengelitik mulutnya . Lidah
Cindy pun ikut bermain, birahinya meninggi .

Tangan Gino pun mulai merabai buah dada yang montok . Tangan itu
bermain di t-shit putihnya . meremas pelan selembut mungkin .
Tangan kasar itu juga merabai paha mulus putih Cindy . ” bangaE|
ahhh ..malu..jangan ahaE|udahaE|” erang Cindy perlahan .
Lain di mulut , lain di hati. Mulut Cindy bisa menolak, tapi
birahinya tidak, lagipula penolakan itu tidak sungguh-sungguh.
Vaginanya mulai terasa basah dan Cindy semakin tak bisa mengusai
tubuhnya. Tangan Gino mulai melepas t-shirt Cindy . juga bra
putihnya . ” wah ..wah ..benar benar indah aE|” guman Gino , yang
langsung melumat putting susu Cindy. Cindy memejamkan matanya dan
menikmati sensasi nyata dari imajinasinya. Lidah Gino terus bermain
di putting susunya. Buah dada yang lainnya mendapat sentuhan ,
rabaan , dan remasan lembut tangan kiri Gino . ” bangaE|ahhhaE|..” erang
Cindy perlahan .

Birahi Cindy semakin meningkat . Dan sekarang tangan Gino mulai
membuka kancing celana hot pantsnya , menurukan resletingnya , dan
melepas celana hot pants itu. Sambil membuka kaki gadis itu lebar ,
kepala Gino mendekati selangkangan Cindy yang masih terbalut celana
dalam g-string berwarna putih.

Terlihat ada bercak basah di selangkangannya . Hidung Gino mendekati
selangkangan celana dalam itu , dan menghirup aromanya ” hmmm ,
benar-benar mantap kale..!” puji Gino.
Tangan gino lalau melepas celana dalam putih itu dan kembali
melebarkan kedua belah kaki Cindy .

Mata Gino nanar menyaksikan vagina Cindy yang masih muda itu.
Belahannya masih terasa sempit dengan bulu bulu halus yang tumbuh
subur di bukit vaginanya .
Dengan dua jarinya Gino membelah bibir vagina itu , dan menemukan
klitorisnya yang merah, serta liang vaginanya yang tampak basah.

Lidah Gino pun menjulur , menjilati vagina Cindy . ” ahhhh aE|ahhhaE|
enakaE|.” erang Cindy , dengan tubuh yang mengeliat. Lidah Gino terus
saja menyapu vaginanya . bergerak cepat di klitorisnya yang terlihat
semakin tegang. Cindy pun terus menerus mengeluarkan erangan
nafsunya.

Lidah Gino semakin liar menyapu vagina Cindy sehingga birahi Cindy
dengan cepat memuncak.” ahhh sudah bang..sudah aE| pake itu ajaaE|”
pinta Cindy .

Entah mimpa apa Gino semalam , tapi dia merasa sangat beruntung ,
bisa menikmati tubuh muda belia gadis ini . Dengan segera Gino
melepas celananya sekaligus kolor hitamnya . Penisnya langsung
mencuat , tegang sekali .

Gino menyodorkan penis itu di mulut Cindy. Cindy meraba-raba penis
itu, dicium kepalanya, dijilat atau digesekkan ke pipi mulusnya.
Mata Gino merem-melek karenanya. Kemudian batang penisnya di remas
jari jari lembut Cindy dan diarahkan ke mulutnya yang membuka. Penis
itu lalu dikulumnya.
” ahhhaE| non aE| ahh..enakaE|.” erang Gino sambil meremasi rambut Cindy.

Penis itu bergerak dalam mulut Cindy , maju mundur . Tapi tak lama ,
Cindy segera mengeluarkan penis itu dari dalam mulutnya . ” bang ,
masukin aE|.” Pinta Cindy , yang tak sabar ingin segera merasakan
penis itu berada dalam vaginanya.

Gino pun yang sudah bernafsu segera mengarahkan penis itu ke vagina
Cindy . Kepala penis itu , menempel di liang vagina Cindy. Perlahan-
lahan penis yang besar itu menyesaki ruang di liang vaginanya.
Walaupun sudah tidak perawan tapi baru pernah dia dimasuki penis
sebesar itu, sehingga rasa nyeri pun terasa olehnya
” awwwaE|. ” jerit Cindy , ketika penis Gino yang besar
itu ,menerobos masuk liang vaginanya. Kemudian Cindy mengigit
bibirnya dan Gino terus menekan , hingga penisnya mentok di dalam
vagina Cindy. Perlahan Gino menarik penisnya dari liang vagina
Cindy , disertai erangan erotis Cindy .

” gila , enak bener m*m*k kamu non aE|” Gino melenguh , sambil terus
mengerakkan penisnya dalam vagina Cindy . Mereka terus asik
masyuk , dalam permainan laga birahi ini .

Tanpa terasa oleh dua insan berlainan jenis ini , pintu ruang deck
belakang itu terbuka , dan dua orang ABK teman Gino , masuk ke ruang
itu . Mereka tercengang , dan menatap nafsu , Gino dan Cindy yang
tengah berpacu dalam birahi itu .
“eh , lagi pada asik-asik yah !” tegur Yayat . Mereka berdua sempat
berhenti , dan memandang ke arah asal suara itu. Gino tersenyum ,
rupanya temannya sendiri , lalu terus kembali bergerak. Tapi Cindy
sepertinya meronta dan berusaha menutupi bagian tubuhnya.
” non , boleh ikutan gak ? ” tanya Yayat . Cindy tak menjawab ,
tapi pertanyaan itu langsung di jawab oleh Gino ” boleh, ayo Yat aE|
ini bidadari yang bikin kita nefsong sampe kebawa mimpi itu”
Yayat menghampiri Cindy , dan menarik t shirt yang di gunakan Cindy
untuk menutupi buah dadanya. Cindy tak melawan sehingga Yayat
semakin leluasa , mulutnya langsung melumat putting susu Cindy, gigi
tonggosnya melakukan gigitan-gigitan ringan. ” ahhhaE| ahhaE| ahhaE|.”
erang Cindy . Nafsu Cindy semakin menjadi , apa yang ada dalam
imajinasinya , sekarang menjadi real .

Melihat itu , Oman menjadi berani untuk turut serta. Oman pun
menghapiri mereka dan mengambil tempat di sebelah kiri Cindy , dan
langsung menjilati putting susu Cindy yang tampak menonjol ,
mengeras itu . ” ahhhh aE|. ashhh aE|saya engak kuataE| enak bangetaE|”
erang Cindy , tanpa rasa malu malu .

Gino terus bergerak , penisnya keluar masuk liang basah milik Cindy
itu. Sementara itu Yayat dan Oman , terus menyusu dan menjilati
putting susu Cindy . Tubuh Cindy semakin ke nikmatan , dan terus
mengeliat . Rasa orgasme semkin mendekati Cindy . ” ahhhaE| ahhh aE|
saya aE|sudah hampir.. terusaE|.” erang Cindy .

Gino yang sudah pengalaman dalam bercinta , tahu lawannya akan
segera orgasme , gerakan penisnya menjadi semakin liar , menghentak
hentak . ” ahhhhaE|.ahaE|. ” erang Cindy , dengan tubuhnya yang terus
mengeliat. Gino pun terus begerak , dan akhirnya tubuh Cindy
mengejang.

” ahhhh aE|saya keluaraE|..” erang Cindy , lalu tubuh gadis muda itu
mengejet beberapa kali . Gino memperlambat gerakan penisnya , dan
merasakan , ada getaran di dalam vagina Cindy. Liang vagina itu
semakin basah lalu tak lama kemudian Gino merasa penisnya seperti
terendam cairan yang hangat.
Setelah beberapa saat , Cindy kembali mengerang. Saat Gino kembali
mengerakan penisnya dengan cepat dalam liang vaginanya, cairan
orgasme itu memperlancar keluar-masuknya penis itu sehingga otomatis
sodokannya pun semakin keras. ” ahhhaE| ahaE| ahaE|.. ” erang Cindy .

Cindy terus mengerang selama hampir lima menit , sebelum akhirnya
Gino menumpahkan spermanya dalam vagina Cindy . ” ohh .. enak
bangetaE|. ” Gino melenguh . Lalu perlahan menarik keluar penis
besarnya yang telah lemas itu . Bersamaan dengan tercabutnya penis
itu, spermanya yang kental juga meleleh keluar dengan deras dari
liang vagina Cindy.

Dua ABK yang lain saling berpandangan, menentukan tubuh gadis
ini , milik siapa selanjutnya. Yayat dengan segera melepas
celananya . Penisnya yang tegang , langsung terlihat jelas oleh
Cindy . ” ohh aE| tunggu dulu bang , masih lemes nih aE|” kata Cindy .

Tapi Cindy segera , memegang penis itu , meremasnya dan
mengocoknya . ” ohhh ..enak nonaE|ohaE|.. ” erang Yayat . Lalu Cindy
mendekati penis yang juga besar itu kemulutnya , lalu
mengulumnya . ” oh .. gila non hebat banget sihaE|” kata Yayat .
Cindy juga tampak bernafsu mengulum penis Yayat .

Oman juga tak tinggal diam , dia juga melepas celananya , lalu
mendekati penisnya ke mulut Cindy , meminta di servis juga .
Bergantian Cindy mengulum dua batang penis itu.
Kedua ABK itu terus melenguh , menikmati servis Cindy . ” gila ,
enak banget , sedotannya aE|” erang mereka .

Setelah beberapa saat , Yayat bersiap mencicipi vagina gadis muda
itu . Penisnya di arahkan ke liang vagina Cindy . Kembali kedua
kaki Cindy terbuka lebar , memperlihatkan vaginanya yang becek dan
merah merekah itu. Penis Yayat yang diameternya lumayan lebar itu
perlahan memasuki liang vaginanya. ” uffffffaE|aE|..” erang Cindy ,
dengan suara tertahan , oleh penis Oman , yang masih berada dalam
mulutnya .

” ohhh aE|benar benar enak m*m*k kamu non ..” erang Yayat , sambil
terus mengerakan batang penisnya dalam liang vagina Cindy . Begitu
juga Oman yang asik mengerakkan penisnya dalam mulut Cindy.

Tapi semakin lama gerakkan mereka semakin kasar , entah mungkin
karena mereka terlalu bernafsu . Oman terus mendesak dan mendorong
batang penisnya terus masuk ke dalam mulut Cindy , hingga ke
tengorokkannya. Ini membuat Cindy tak nyaman , dan menjadi mual,
Cindy berusaha meronta , tapi Oman menahan dan memegang kepalanya
dengan erat .

Sedangkan Yayat, terus mengehentak hentak vagina Cindy dengan penis
besarnya itu . Mulut Yayat terus mengerang , ” gila enak banget
nih !”
Gino hanya duduk sambil menghisap sebatang rokok kretek , menikmati
permainan sex kawannya.

“effff aE|.uff ufffaE|.euuffaE|..” suara erangan Cindy , tertahan .
Yayat semakin liar bergerak , tubuh Cindy mengeliat dan meronta ,
kali ini Cindy tak menikmati permainan ini. Dia merasa seakan-akan
diperkosa karena permainan sex dua ABK ini semakin kasar dan liar.

“ohhaE|enak banget, gua udah mau keluar nihaE|” erang Yayat . ” gantian
yuk .. ” kata Oman. Yayat pun mencabut penisnya dari vagina
Cindy , dan Oman menarik penisnya dari mulut Cindy . Saat itu
kesempatan buat Cindy , dia meronta ” gak enak , abang mainnya
kasar .. udah saya gak mauaE|” Cindy protes .

Mereka berdua hanya tersenyum , lalu Oman melebarkan ke dua kaki
Cindy , Cindy meronta , tapi Yayat memegangi tubuhnya . ” ahhhh
aE|.sakit. aE|” erang Cindy , ketika Oman dengan tiba-tiba ,
menghujamkan penis besarnya di liang vagina Cindy . Penis Oman yang
paling besar itu masuk dengan cepat , dan langsung bergerak liar .

” ahhh aE|stop .. pelan-pelan ..bang.. sakitaE|.” erang Cindy. Tapi
Oman seperti binatang buas yang tak meperdulikan masangnya. ABK ini
terus berusaha memuaskan nafsu birahinya. Yayat yang penisnya masih
tegang keras itu , mendesak mulut Cindy . Walau Cindy meronta ,
tapi penis itu masuk ke mulutnya.Cindy tak bisa menolak , karena
Yayat menjambak rambutnya kalau dia merapatkan mulutnya. Penis
Yayat pun leluasa bermain di mulut Cindy.

Dua ABK itu sudah bernafsu sekali , gerakan gerakan penis mereka
membawa orgasme .
Yayat melenguh ” ohhhaE| gua keluaraE|..” . Spermanya yang kental dan
panas , muncrat dalam mulut Cindy . Ketika Yayat menarik penisnya ,
Cindy segera memuntahkan spermanya dan terbatuk-batuk, sekujur
bibirnya penuh lelehan sperma. Yayat tersenyum ” he he he , asin
yahaE|” .

Sedang Oman masih asik dengan gerakan liarnya , menyodok nyodok
liang vagina Cindy . ” gua juga keluar nihaE|.” erang Oman tak lama
kemudian . Oman membenamkan habis batang penisnya dalam vagina
Cindy , lalu menembakan spermanya di vagina Cindy . ” ahhh enak
banget aE|..” erang Yayat .

Ketiga ABK itu puas sekali, masing masing teduduk lemas. Malam itu
mereka ibarat mendapat durian runtuh. Dengan pekerjaan yang membuat
mereka sering jauh dari istri, mereka biasanya melampiaskan
birahinya pada pelacur-pelacur di daerah pelabuhan, namun mereka
tidak ada seperseratusnya dari mahasiswi cantik yang baru saja
mereka garap bersama itu yang biasa hanya sanggup mereka angan-
angankan dalam lamunan jorok. Setelah merasa cukup tenaga, Cindy
segera memakai pakaiannya, tubuhnya masih agak lemas, tapi dia
memaksakan diri berjalan sebelum nafsu mereka pulih dan menggarapnya
lagi, bisa-bisa pingsan dia dibuatnya. Cindy pun membuka pintu ruang
belakang kapal itu lalu berjalan kembali ke kamarnya dengan tertatih-
tatih.

Dalam kamarnya Cindy berbaring lemas, lelah sekali rasanya seorang
diri melawan tiga orang ABK yang jarang menyentuh wanita. Vaginanya
masih terasa perih, demikian juga payudaranya masih nyut-nyutan
karena dikenyot habis-habisan oleh mereka. Cindy menatap temannya
yang masih tertidur lemas. Cindy tersenyum, entah apa yang lucu,
tapi yang jelas obsesinya terkabul, dia bercinta dengan tiga ABK
sekaligus manusia pekerja kasar yang terbukti keperkasaannya.